PT Hokinda Citralestari, yang kita kenal dengan merek Hock, bukan pemain asing lagi di industri peralatan rumah tangga (kitchenware). Berawal pada tahun 1968 dengan industri rumahan yang dikerjakan bersama tiga orang karyawan, Kusnadi sebagai Founder Hock telah sukses membangun Hock menjadi merek pilihan konsumen untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Indonesia.
Mungkin sudah banyak yang mengetahui bahwa Hock merupakan produsen kompor. Namun, Hock terus berinovasi menghadirkan produk-produk lainnya. Jika dirunut dari sejarahnya, Hock telah melewati empat era dalam perjalanan bisnisnya.
Pertama, era sekitar tahun 1947 yang merupakan awal mula dari Hock. Semua berawal dari kerajinan tangan Kusnadi yang menciptakan berbagai produk rumah tangga seperti cangkir, kuali, hingga tangki air besar.
Kedua, era sekitar tahun 1968, yaitu ketika Kusnadi pindah ke Medan dan membuat produk yang lebih bervariasi. Pada saat itu juga, Kusnadi mengembangkan konsep kompor minyak pertama. Dari segi pemasaran, Hock masih memulai memasarkan dengan cara yang tradisional. Ia berkeliling sendiri melakukan demo mengenai keunggulan produk dan menjualnya dari satu pasar ke pasar lainnya. Namun hal itulah yang menjadi awal mula Hock dikenal sebagai produk yang terbukti unggul secara langsung oleh masyarakat.
Penjualan Kusnadi sendiri kala itu masih fokus di wilayah Sumatera Utara saja. Ketika itu, anak Kusnadi, Djoni juga sudah ikut berkeliling membantu ayahnya dan setiap hari membantu sepulang sekolah. Untuk demo dari pasar ke pasar, Djoni biasanya ikut setiap hari minggu. Hal itu merupakan kenangan tersendiri bagi founder.
Ketiga, Hock masuk pada era baru, dengan mengembangkan penggunaan mesin-mesin produksi sekitar tahun 1978. Hal tersebut merupakan upaya memenuhi permintaan pasar. Peningkatan permintaan terus terjadi dari tahun ke tahun. Sehingga, pada ada tahun 1980an, Hock menginvestasikan mesin-mesin baru buatan lokal hingga mesin dari Tiongkok dan Taiwan untuk memenuhi peningkatan permintaan produk Hock yang terus naik.
Terakhir, yaitu era strategi baru berkembang di dalam Hock, menyadari pentingnya perkembangan untuk permintaan yang kian meningkat dari meluasnya pasar. Usaha yang terus berkembang membuat Kusnadi menyadari pentingnya berbenah di berbagai sisi. Pembaruan terus dilakukan salah satunya dengan mendirikan pabrik dengan nama PT Hokinda Citralestari di atas lahan seluas lima hektar di Kota Medan. Selain itu, produk-produk berkualitas saat ini hadir lewat mesin-mesin termutakhir.
“Dimulai dari kerajinan tangan, semi manual sampai menggunakan mesin berteknologi tinggi,” ungkap Founder Hock Kusnadi. Tidak hanya itu, Hock juga telah berbenah dari dalam melalui pembaruan sistem manajemen. Pasalnya, dari industri rumahan yang terdiri dari tiga orang pekerja, mereka telah berkembang menjadi lebih dari 1.000 karyawan.
Memasuki tahun 2007, Hock memproduksi lebih banyak varian produk. Mulai dari produksi kompor gas hingga produk lainnya seperti tangki air besar, kitchen sink, sink tap, kompor gas tanam, cooker hood, hand shower, oven gas, dan berbagai produk yang telah berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen yang berubah seiring perubahan zaman.
“Saya merintis usaha kompor Hock pada tahun 1968 dan kami terus berkembang hingga sekarang. Saya berjalan selangkah demi langkah. Saya yakin bahwa pertumbuhan bisnis sendiri bisa terjadi tergantung pada kemauan dan kemampuan dalam berusaha karena dunia ini luas serta kesempatan yang ada tidak ada batasnya,” pungkas Kusnadi.