Konsolidasi BSI dan LPEI Jadi Upaya Tangkap Potensi Bisnis Syariah
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melakukan konsolidasi bersama Bank Syariah Indonesia (BSI), untuk optimalkan dan menangkap peluang dari potensi bisnis syariah di Tanah Air. Tercapainya kesepakatan bersama ini diharapkan mampu mendorong daya saing pelaku industri syariah Indonesia, sehingga dapat berbicara banyak di tingkat regional maupun global.
Konsolidasi antara LPEI dan BSI akan berlangsung dari aspek keuangan maupun non-finansial sehingga dapat membantu pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia. Sejumlah program konsolidasi tersebut sekaligus menjadi sarana menyamakan visi antara kedua belah pihak, khsusunya terkait upaya menaikkan volume ekspor Indonesia ke pasar mancanegara.
“Kami membuka kemungkinan berbagai kerja sama dengan BSI mulai dari aspek keuangan seperti pembiayaan sindikasi, club deal, atau penjaminan dan asuransi khususnya di sektor produk halal maupun pendanaan. Selain itu, dari aspek non-finansial kami juga menjajaki program Jasa Konsultasi LPEI kepada UKM seperti marketing handholding, Desa Devisa, dan Rumah Ekspor,” kata Direktur Eksekiutif LPEI, Rijani Tirtoso dalam keterangan resminya.
Potensi terjadinya konsolidasi antara LPEI dan BSI juga terbuka dalam hal cash management system, trade credit insurance, dan Penjamin Kredit berbasis syariah. Adapun pengembangan SDM terkait bisnis syariah melalui program secondment juga masuk dalam program yang dipercepat untuk memperkuat lini bisnis syariah LPEI.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi menyampaikan dukungannya atas konsolidasi kedua pihak, saat menyambut kunjungan resmi LPEI ke BSI. Diharapkan sejumlah kolaborasi dan program yang akan berjalan bisa mendorong industri halal Indonesia, sehingga mampu menjadi salah satu sektor usaha yang menonjol secara global.
Salah satu data yang mendukung terjalinnya konsolidasi strategis antara LPEI dan BSI adalah angka konsumsi umat muslim dunia di berbagai bidang telah menyentuh kisaran US$ 2,02 triliun. Berdasarkan hasil laporan The State of Global Islamic Economy itu, kontribusi konsumsi umat muslim dunia antara lain berasal dari sektor makanan, farmasi, kosmetik, fashion, hingga pariwisata.
Kementerian Keuangan sendiri mempunyai data terkait peningkatan kontribusi industri halal terhadap perekonomian nasional, khususnya dari pangsa pasar sektor tersebut terhadap PDB. Angka kenaikan tersebut didasarkan pada kontribusi pangsa pasar sektor halal terhadap PDB pada tahun 2016 sebesar 24,3% menjadi 24,86% di tahun 2020.
Editor: Eko Adiwaluyo