Konsumen Hari Ini Seperti Pereli Dakar, Butuh Navigator

marketeers article
Sun City, South Africa – OCTOBER 1, 2016: Dakar legends Giniel de Villiers and navigator, Dirk von Zitzewitz testing the new Toyota Hilux Evo 2 wheel drive for the 2017 Dakar.

Perkembangan teknologi telah mendorong gaya hidup baru. Kondisi ini pun mendorong perubahan pola konsumsi di dunia pemasaran. Tak heran, banyak perusahaan yang mulai mengadopsi dan melakukan transformasi digital. Ibarat seorang pereli Paris Dakar atau yang kini dikenal sebagai ajang Dakar Rally, konsumen yang bersentuhan dengan teknologi kini membutuhkan navigasi dari seorang navigator. Perumpamaan ini menjadi bahasan utama Hermawan Kartajaya RUN21RUN Webinar Series S2E3: “Navigating The Customer”.

Hermawan Kartajaya mengatakan, bisnis hari ini tidak bisa tanpa teknologi dan hanya mengandalkan alam. Pebisnis bisa menggunakan teknologi untuk menciptakan value sebanyak-banyaknya. Namun perlu diimbangi dengan values yang bisa diciptakan oleh manusia.

“Konsumen hari ini ibarat pengemudi yang membutuhkan navigasi. Jika mereka dihadapkan dengan teknologi tanpa ada navigasi, mereka akan kebingungan. Ibarat Dakar Rally, navigator menjadi kunci kemenangan,” ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, Kamis (14/10/2021).

Berangkat dari sini, Hermawan juga memaparkan kondisi yang dialami oleh konsumen di tengah kemajuan teknologi. Pasalnya, konsumen hari ini semakin sulit untuk dikendalikan seperti dulu melalui sebuah iklan dan promosi dan konsumen dengan mudah menerimanya.

Di era konsumen yang semakin pintar, customer path 5A (Aware, Appeal, Ask, Act, Advocate) kian relevan. Konsumen bisa mencari informasi dari berbagai sumber. Di sisi lain, ada tiga kondisi lain yang dialami konsumen hari ini.

Pertama, jika dulu konsumen terinformasikan dengan berbagai informasi, kini konsumen mengalami kondisi over-exposed. Terlalu banyak informasi yang mereka dapatkan di era keterbukaan informasi hari ini.

Kedua, jika dulu tercipta konsumen yang memiliki otonomi, kini mereka lebih condong termanipulasi. Hal ini terjadi khususnya ketika mereka bersentuhan penuh dengan teknologi artificial intelligence (AI) tanpa diiringi dengan layanan dari manusia.

Ketiga, jika dulu konsumen mendapatkan kebebasan berekspresi di lingkungan sosial, kini justru mereka condong terancam privasi mereka akibat data pribadi yang telah tergadai.

“Untuk itu, jadikanlah diri kita sebagai navigator para konsumen. Jawablah kondisi konsumen yang kini terus berkembang dari sekadar mencari needs & want, lalu bergeser memiliki expectation & perception – anxiety & desire – over confidence & curiosity, dan kini cenderung over exposed & confused. Tak sembarang menjadi seorang navigator, Anda juga membutuhkan sebuah roadbook,” tutup Hermawan.

Related