Persaingan yang semakin kompetitif di industri kosmetik membuat PT Martina Berto harus bersaing dengan gempuran merek-merek lain. Berbagai strategi pun dilakukan agar perusahaan ini bisa tetap bertahan sekaligus bertumbuh. PT Martina Berto pun membuktikan kinerja bisnisnya yang mampu bertumbuh 3,5% pada tahun lalu.
“Angka ini dinilai lebih baik daripada flat karena saat itu daya beli masyarakat menurun. Untuk pertumbuhan pada tahun ini, kami tidak terlalu optimistis, namun moderat optimistis dengan memasang target pertumbuhan 6%,” jelas Bryan Tilaar, Presiden Direktur PT Martna Berto Tbk.
Untuk mewujudkan target 6% ini, Bryan akan melakukan banyak inovasi lewat merek-merek produk kecantikannya. Disamping itu, Martina Berto melakukan rejuvenasi pada produk-produk yang sudah mulai kurang diminati konsumen. Martina Berto memahami bahwa konsumen dapat berubah setiap waktu. Agar tidak ditinggalkan konsumennya, pihaknya dituntut bisa menghadirkan apa yang mereka butuhkan.
Selain itu, Bryan akan mengembangkan area bisnis bukan hanya di Jawa-Sumatera namun mencakup luar Jawa-Sumatera. Bryan mengatakan sejauh ini wilayah Jawa-Sumatera berkontribusi sebanyak 60% dari total penjualan nasional. Untuk Jawa sendiri berkontribusi sekitar 40%.
“Intinya, kami akan terus mempertahankan wilayah Jawa dan Sumatera dan menggenjot habis-habisan di luar Jawa-Sumatera. Jadi, kami akan mengembangkan area distribusi, lalu kinerja dari ekspor bisnis yang berkonsentrasi Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan Timur Tengah,” katanya.
Soal inovasi, Martina Berto akan menghadirkan inovasi pada kategori skin care dan colour cosmetics yang merupakan kategori terbesarnya. Kedua kategori ini mampu menyumbang kontribusi 55-60%.
“Selain itu, kami juga akan menggenjot inovasi di kategori hair care yang kami nilai memiliki potensi yang besar. Contohnya, kami akan berinovasi pada produk hijab hair care maupun Rudy Hadisuwarno yang baru kami beli pada tahun 2015,” imbuh Bryan.
Editor: Sigit Kurniawan