Startup education technology (edtech) Zenius terus mengembangkan bisnisnya. Perusahaan yang hadir sejak tahun 2004 ini membawa rangkaian inovasi produk. Dengan pendekatan gamifikasi, inovasi ini ditujukan untuk menjaga loyalitas konsumen yang ada dan mengakuisisi konsumen baru.
Baru-baru ini, Zenius Education meluncurkan fitur ZenCore. Fitur ini menyediakan materi dan pelatihan adaptif untuk mengembangkan keterampilan fundamental pengguna. Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari tiga cabang konsentrasi utama seperti logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Lalu CoreInsight, tempat yang menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, big history. Fitur ini dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna.
Fitur ZenCore dibuat dengan konsep gamifikasi yang melibatkan skema peringkat dan penilaian (rank and score). Upaya ini untuk memancing rasa penasaran pengguna merasa dan memacu diri mendapatkan skor terbaik, ataupun terpacu untuk berkompetisi ala push rank dengan para pengguna lain.
Tersedia di aplikasi Zenius, fitur ZenCore dapat diakses secara gratis. Terdiri dari 100 level dengan total lebih dari 135.000 pertanyaan yang disajikan dalam format permainan.
Uniknya, untuk meluncurkan fitur ini, Zenius terlebih dahulu melakukan eksperimen sosial bertajuk #MulaiDariManaAja. Zenius memasang pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan umum di medium-medium yang tidak biasa, mulai dari baliho di tepi jalan, videotron, bungkus gorengan, hingga di bagian belakang truk dan angkot.
Pertanyaan ini muncul disertai dengan QR Code yang mengarah ke situs https://mulaidarimanaaja.com/ – tanpa logo, tanpa nama brand, dan tanpa petunjuk apapun. Kemunculan pertanyaan-pertanyaan di berbagai kota ini pun viral dan membuat netizen penasaran.
Sebagian netizen memutar otak untuk menjawab pertanyaan umum seperti “Apa kepanjangan dari CMIIW?” atau “Apakah WiFi dibaca wayfay atau wayfi?”. Berbagai pertanyaan yang muncul memancing para netizen untuk berdiskusi di media sosial.
Sebagian dari mereka juga mempertanyakan kapan pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul di kota tempat tinggal mereka. Percakapan yang ramai di media sosial membuat tagar #MulaiDariManaAja viral dan menempati posisi ke-5 trending topic Twitter di Indonesia pada tanggal 25 Juni.
Perusahaan melihat, setiap orang bisa belajar dan meningkatkan kapasitas pengetahuannya dari mana saja. Misalnya, saat menemukan pertanyaan matematika di bungkus gorengan, melihat pertanyaan bahasa di mural truk, dan sebagainya.
“Kami sengaja menggunakan medium-medium yang tidak biasa karena kami juga ingin membangun sisi menyenangkan dari belajar. Zenius percaya bahwa kegiatan belajar tidak harus membosankan, tapi bisa menyenangkan,” ujar Ary Mozta, Head of Marketing and Communications Zenius
Andalkan grassroot marketing
Di dalam kampanye #MulaiDariManaAja, Zenius mengandalkan grassroot marketing. Kampanye ini menggali interaksi yang lebih mendalam dan lebih luas dengan audiens yang ingin disasar.
Zenius berupaya menumbuhkan rasa penasaran audiens melalui pertanyaan-pertanyaan yang sederhana namun seringkali mengundang perdebatan. Audiens yang menemukan pertanyaan-pertanyaan latihan Zenius di bungkus gorengan, gelas jus, hingga kemasan makanan, kemudian mengunggah foto tersebut dan mengajak orang lain untuk menjawab.
Hal ini mendorong interaksi yang organik. Kampanye #MulaiDariManaAja menjadi buah bibir netizen, walaupun mereka belum tahu siapa yang ada di baliknya.
Selain itu, kampanye #MulaiDariManaAja memadukan pendekatan offline dan online. Dimulai dari menyebar pertanyaan secara offline di medium yang tidak biasa di sejumlah kota-kota besar di Indonesia seperti wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Medan, hingga Makassar.
Dilanjutkan dengan membuat platform digital berupa microsite, sebagai tempat interaksi audiens dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mendasar.
Sejak 14 Juni, ‘eksperimen sosial’ yang Zenius lakukan menghasilkan lebih dari 100.000 vote atau jawaban partisipan yang tersebar mulai dari Sumatera hingga Sulawesi. Dari total jawaban tersebut, sebanyak 73% menjawab benar dan 27% masih memberikan jawaban yang salah. Hal ini menunjukkan learning gap merupakan masalah nyata yang ada di masyarakat, dan hal tersebut harus diperbaiki.
Kampanye ini juga sukses menghasilkan lebih dari 3 juta impression dari seluruh kanal media sosial, termasuk Facebook, IG feed, IG story, IG reels, TikTok, dan Twitter.
Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang sempat ramai di Twitter ini juga diliput oleh beberapa media arus utama seperti Detik.com, Liputan6.com, Okezone.com dan menghasilkan lebih dari 25 artikel dengan impression lebih dari 1 juta.
“Kami ingin memantik rasa keingintahuan orang-orang. Sesuai dengan harapan kami, kampanye #MulaiDariManaAja berhasil menjadi topik perbincangan di media sosial, sehingga bisa menjangkau lebih banyak target audience kami melalui platform digital dan media sosial,” tutup Ary.