Sejak kuartal ketiga 2018, Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) menambahkan media digital dalam pengukuran belanja iklan. Sejak periode tersebut porsi belanja iklan digital memberikan kontribusi sebesar Rp 9,3 Triliun. Dengan demikian, total angka belanja iklan termasuk di media TV, cetak, radio dan digital mencapai Rp 165 triliun. Iklan digital baru berkontribusi 6% dari total angka tersebut.
Nielsen Digital Ad Intel memonitor iklan dalam format display dan video pada berbagai perangkat, seperti laptop, desktop dan mobile. Namun, survei ini belum mencatat belanja iklan pada platform berbasis aplikasi, seperti Instagram dan Facebook. Hasil studi Nielsen Digital Ad Intel menunjukkan bahwa 52% iklan digital disampaikan dalam bentuk display dan sisanya (48%) dalam bentuk Video.
“Dengan meningkatnya waktu yang dihabiskan konsumen untuk mengkonsumsi internet secara signifikan dari sekitar 2,5 jam menjadi lebih dari tiga jam per hari dalam tiga tahun terakhir, media digital telah diperhitungkan oleh pemilik merek sebagai salah satu pilihan utama untuk membelanjakan anggaran iklan mereka,” ujar Hellen Katherina, Executive Director Nielsen Media untuk Indonesia.
Kategori produk yang paling banyak beriklan di media digital adalah layanan online, disusul oleh perangkat dan layanan komunikasi. Pengiklan terbesar ketiga datang dari kategori kendaraan pribadi, sementara itu kategori perawatan rambut dan susu cair berada di urutan keempat dan kelima yang paling banyak beriklan di media digital.
Dari sisi merek, sembilan dari sepuluh yang beriklan di media digital datang dari kategori layanan online dan perangkat dan layanan komunikasi. Vivo, Samsung, dan Tokopedia adalah merek-merek yang mendominasi di urutan tiga teratas. Menyusul berikutnya adalah Hilo Chocolate Banana dan Oppo.
Dari tiga merek pengiklan terbesar tersebut diatas, Samsung adalah merek yang paling banyak mengalokasikan anggaran iklan di media digital yaitu sebesar 42%, dengan 444 bentuk kreatif iklan. Tokopedia mengalokasikan 36% anggaran untuk beriklan di media digital dengan 17.351 bentuk kreatif iklan. Sementara itu, Vivo dengan porsi iklan digital 26% memiliki 334 bentuk kreatif iklan.
“Sebagai ‘pendatang baru’ media digital telah mampu menunjukkan eksistensinya dalam hal belanja iklan di tengah dominasi televisi,” tambah Hellen.
Jika dilihat dari format iklan yang digunakan, video lebih disukai oleh para pemilik merek. Lalu, 81% iklan Vivo disampaikan dalam bentuk video dan 19% dalam bentuk display. Serupa dengan Vivo, Samsung menempatkan 87% iklannya dalam bentuk video. Berbeda dari kedua merek tersebut, Tokopedia lebih menyeimbangkan keduanya dengan menempatkan 54% iklannya dalam bentuk display dan 46% dalam bentuk video.
Editor: Sigit Kurniawan