Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit ke-42 tahun 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat mendorong perputaran ekonomi sebesar Rp 5 triliun. Hal ini akan mendorong pemulihan industri pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) setempat.
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia menuturkan, perputaran uang yang beredar akan setara dengan pelaksanaan MotoGP Mandalika tahun 2022. Kunjungan 11 kepala negara anggota ASEAN akan membawa 550 delegasi.
BACA JUGA: KTT G20 Diproyeksi Berkontribusi Rp 1,7 Triliun untuk PDB
“Selain itu, ada juga panitia dan petugas dari kementerian atau lembaga terkait sebanyak 300 hingga 500 orang, ditambah dengan pasukan pengamanan sebanyak 1.300 orang. Banyaknya jumlah delegasi, panitia, dan petugas keamanan akan berdampak pada perputaran perekonomian yang diperkirakan akan mencapai Rp 5 triliun,” kata Arsjad melalui keterangannya, Jumat (28/4/2023).
Guna menyukseskan kegiatan tersebut, Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) telah menyiapkan 1.156 kamar dari 22 hotel dan resort di Labuan Bajo sebagai tempat menginap delegasi dan panitia nasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit. Pemerintah juga telah melatih 112 UKM Labuan Bajo dalam melakukan pemasaran digital serta pemasaran desa wisata didampingi Bank Indonesia (BI).
BACA JUGA: Bantu UKM Go Global, KADIN Gandeng Shopee Indonesia
Adapun UKM yang dilatih tersebar di beberapa kabupaten, salah satunya Manggarai Barat. Tidak hanya pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta juga turut berkontribusi dalam pengembangan ekosistem UKM dan pariwisata.
Pembangunan infrastruktur seperti Kawasan Waterfront Marina, Tana Mori, hingga Puncak Waringin menjadi contohnya. “Pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo ini sudah luar biasa untuk kemudahan akses pariwisata dan UKM. Tentu manfaatnya tak hanya akan dirasakan dalam jangka pendek karena KTT ASEAN 2023 saja, tapi di jangka panjang akan meningkatkan ekosistem wisata di Labuan Bajo,” ujarnya.
Di sisi lain, Arsjad menyebut, pertemuan KTT ASEAN Summit 2023 bakal menawarkan peluang bisnis baru untuk pihak swasta dalam hal ekonomi hijau. Terutama memperkuat komitmen negera-negara di kawasan ASEAN terhadap Perjanjian Paris demi tujuan bebas emisi karbon atau net zero emission 2060.
“Indonesia secara khusus memiliki peluang untuk menjadi negara yang memimpin ekosistem industri dan perdagangan kendaraan listrik di ASEAN, dengan cadangan sumber daya nikel yang mencapai sepertiga dari cadangan dunia,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz