PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mengantongi laba bersih US$ 133,4 juta atau Rp 2,065 triliun pada kuartal III 2023. Jumlah itu naik 19,7% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 111,4 juta.
Sementara itu, dari sisi pendapatan usaha, emiten panas bumi milik pemerintah tersebut mencatatkan peningkatan dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta atau Rp 4,7 triliun yoy. Nelwin Aldriansyah, Direktur Keuangan PGE mengatakan pencapaian ini menunjukkan perusahaan telah berhasil mengelola keuangan dengan baik.
“Selain itu juga PGE telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Nelwin dalam keterangan, Senin (30/10/2023).
BACA JUGA: Pertamina dan Garuda Indonesia Uji Bioavtur dalam Flight Jakarta-Solo
Pada kuartal III 2023 ini, PGE juga sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar US$ 732.000 atau Rp 11,3 miliar yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia. Nelwin mengatakan capaian ini telah membuat PGE berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8%.
“Dengan tingkat DER yang baik ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk membuka peluang ekspansi usaha melalui pendanaan pihak ketiga,” ujar Nelwin.
Sisi ekuitas Perseroan juga menunjukkan tren meningkat dari US$ 1,25 juta menjadi US$ 1,93 juta atau Rp 29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022. Hal ini menunjukkan, kata Nelwin, PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar utang dan menghasilkan laba.
“Sedangkan liabilitas Perseroan turun dari US$ 1,22 juta menjadi US$ 960.000 atau Rp 14,8 miliar.”
BACA JUGA: Upaya Pertamina Hulu Energi Penuhi Kebutuhan Energi lewat Inovasi
Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III 2023 pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar perseroan senilai US$ 109,6 juta atau Rp 1,6 triliun, yang kemudian disusul oleh PGE Area Ulubelu senilai US$ 86,1 juta atau Rp 1,3 triliun. Dalam upaya mengukuhkan posisi sebagai world class green energy company, pada kuartal III 2023 ini perseroan aktif melakukan kerja sama strategis dengan berbagai pihak.
Diantaranya PT Jasa Daya Chevron (Chevron) dalam pengembangan Way Ratai, Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC).
“Pencapaian yang sudah sangat baik ini tentunya akan menjadi pemacu kami untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menyediakan energi hijau bagi masyarakat Indonesia,” tutur Nelwin.
Editor: Ranto Rajagukguk