Asuransi Astra terus memperkuat kekuatan di dunia digital. Bukan berarti ingin hijrah sepenuhnya, sebaliknya untuk memperkuat bisnis konvensional. Di sisi lain, digitalisasi ini untuk mendukung literasi keuangan di masyarakat.
Di sini, Asuransi Astra tengah mentransformasi diri mengikuti perkembangan dunia pemasaran hari ini. Bertajuk Digital Journey, Asuransi Astra membangun infrastruktur digital secara menyeluruh. Bukan untuk hijrah 100% ke dunia digita, Asuransi Astra di bawah komando Rudy Chen sebagai Chief Executive Officer justru memperkuat eksistensi mereka.
Di dunia konvensional, siapa yang tak kenal produk-produk mereka seperti Garda Oto? Dengan digitalisasi tersebut, Rudy Chen ingin memperkuat kanal distribusi produk.
Bergabung di keluarga Astra International sejak 2000, Rudy mengawali kariernya sebagai asisten manajer selepas menyelesaikan S2 Master of Applied Finance di University of Melbourne hingga menjadi Chief Corporate Planning & Strategy PT Astra International Tbk (2000 – 2009). Karier Rudy dilanjutkan dengan menjabat sebagai Direktur (CFO) Asuransi Astra (2009 – 2013); Direktur Independen dan Direktur Keuangan serta Komisaris pada 44 anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (2013 – 2017). Setelahnya, ia pun menjadi CEO Asuransi Astra.
Tak perlu waktu lama bagi Rudy Chen untuk beradaptasi. Dibantu Chief Marketing Officer Asuransi Astra Gunawan Salim, Rudy menjelma menjadi seorang pemasar sejati. Kemampuan hitung yang kuat pun menyempurnakan insting bisnis yang kian terasah.
Di awal kepemimpinannya, Rudy yang melanjutkan puzzle digital journey Asuransi Astra dari pimpinan sebelumnya Santosa, langsung tancap gas. Berbagam inovasi pun lahir dari tangan pria yang hobi bermain saham ini. Di bawah Rudy, anak usaha Asuransi International ini ingin semakin dipersonalisasi.
“Kita semua tahu bahwa dunia digital sudah semakin erat dengan kehidupan masyarakat. Sebagai pebisnis, kami harus adaptif dan mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari,” jelas Rudy.
Menurutnya, digitalisasi harus memberikan kemudahan dan kecepatan bagi konsumen. Di kubu mereka pun, digitalisasi digunakan untuk optimalisasi proses bisnis internal dan memberikan value added bagi konsumen berbasis pada pemberian pengalaman.
Hal itu sangat diperhatikan untuk membesarkan pasar asuransi di Tanah Air yang penuh dengan tantangan. “Bayangkan saja, tingkat literasi keuangan di Indonesia hanya 29,7% dari total penduduk dengan 15,8% literasi soal produk asuransi. Di sisi lain, dari 67,8% masyarakat Indonesia yang telah terpapar produk keuangan, baru 12,08% yang berasuransi. Ini tugas bersama para pelaku industri,” ujar Rudy.
Untuk mendorong angka itu, Indonesia yang kaya dengan profil anak muda menjadi peluang yang besar bagi pemain. Masyakat di kisaran umur 15 sampai 49 tahun pun menjadi pasar sasaran dari perusahaan asuransi. Namun, satu hal yang harus dicatat, mereka sangat melek internet.
Melihat kondisi ini, Asuransi Astra membuat sebuah riset dan menemukan satu peluang. Di dalam risetnya, Asuransi Astra menemukan bahwa konsumennya saat ini menikmati self-service demi layanan yang cepat dan mudah. Sekitar 65% dari konsumen senang menyelesaikan masalah mereka dengan perusahaan tanpa harus berkomunikasi dengan manusia. Dan, 61% konsumen berpikir bahwa chatbot adalah media untuk mendapatkan jawaban yang cepat atas persoalan mereka.
“Kami pun mengembangkan artificial intelligence (AI) machine learning dengan meluncurkan Garda Experience Intelligent Assistant atau Garxia. Layanan chatbot ini melengkapi inovasi terdahulu kami, yakni Garda Mobile yang terdiri dari empat aplikasi, yakni otocare, medcare, hr-akses, dan cr-akses. Garxia adalah chatbot pertama yang memungkinkan kita untuk bertransaksi,” lanjut Rudy.
Berbagai penawaran dihadirkan oleh Asuransi Astra melalui Garxia ini. Misalnya fasilitas cicilan ketika konsumen melakukan pembayaran melalui kartu kredit. Saat ini terdapat nama Bank Central Asia, Bank Mandiri, dan PermataBank yang telah berkolaborasi dengan Asuransi Astra.
Asuransi Astra melihat Garxia bisa menghadirkan efisiensi terhadap biaya operasional. Sayang, Rudy tidak mau membocorkan berapa cost yang bisa mereka hemat melalui layanan ini. Yang jelas, Asuransi Astra memastikan meski transaksi melalui Garxia ini mudah dan sederhana, faktor keamanan tetap terjaga. Selain itu, Asuransi Astra juga membangun kanal distribusi baru, khususnya di pasar ritel dengan meluncurkan HappyOne.id.
Mengusung tagline My All in One Insurance, Happyone.id memiliki beberapa produk asuransi dengan manfaat berbeda yang pembeliannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. “Produk ini kami hadirkan untuk menjawab kondisi konsumen saat ini, khususnya anak muda dari kaum milenial. Mereka sangat erat dengan dunia digital dan layanan yang menawarkan kemudahan,” ujar pria yang juga gemar bersepeda dan berenang ini.
Happyone.id dapat diakses secara fleksibel melalui situs web. Konsumen pun hanya membutuhkan satu id atau one id untuk akses semua produk, mulai dari pembelian hingga cek status dan riwayat polis. Adapun keempat produk yang ada dalam Happyone.id adalah HappyMe, HappyEdu, HappyHome, dan HappyTrip.
HappyMe merupakan perlindungan risiko kecelakaan diri dengan manfaat utama berupa santunan meninggal atau cacat, yang nilai preminya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Lalu HappyEdu adalah perlindungan pendidikan bagi anak apabila tertanggung utama -dalam hal ini orang tua- meninggal dunia karena kecelakaan. Sama seperti HappyMe, nilai premi HappyEdu dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Sementara, HappyHome merupakan perlindungan rumah dari risiko kebakaran, kerusuhan, hingga santunan pembelian perabot kembali akibat kebakaran. Dan, HappyTrip, asuransi perjalanan baik untuk wilayah domestik maupun internasional.
“Bisnis kami saat ini 50% ditopang oleh sektor otomotif, 30% sektor komersial, dan 15% dari sektor kesehatan. Kami tidak bisa terus menerus bersandar ke otomotif yang saat ini pertumbuhannya hanya single digit. Kabar baiknya, ketika dolar menguat dan kondisi ekonomi memengaruhi pasar otomotif, performa pasar komersial seperti batu bara cukup bagus. Bisnis kami bersama United Tractor (UT) pun meningkat,” ujar Rudy.
Meski begitu, Rudy mengakui harus membangun sumber pendapatan baru. Karenanya, Asuransi Astra pun terus memperluas jalur distribusinya dalam dunia digital. “Kontribusi asuransi dari dunia digital memang belum seberapa. Tapi saya yakin ini akan menjadi masa depan dan berkontribusi besar terhadap bisnis kami. Sekaligus, memperkuat bisnis konvensional yang saat ini bisa dikatakan kami tengah menjadi market leader di bisnis asuransi kendaraan,” tutup Rudy.