Sebagai perusahaan yang menggarap pasar gaya hidup modern, PT Kurnia Ciptamoda Gemilang mengandalkan inovasi layanan secara kontinu. Pemasarannya pun mengandalkan integrasi banyak platform, baik online maupun offline.
Bisnis ritel yang digarap oleh PT Kurnia Ciptamoda Gemilang (KCG) sejak tahun 1998 terus berkembang. Sepanjang perjalanan bisnisnya di Indonesia, KCG memfokuskan diri pada pemenuhan kebutuhan gaya hidup masyarakat Indonesia kelas menengah atas. Dengan misi menjadi premium retail entreprise, KCG berusaha meningkatkan kualitas serta layanan secara kontinu.
Saat ini, KCG menaungi tiga merek, yaitu Charles & Keith, Pedro, dan EA7 Emporio Armani. Charles & Keith menjadi gerai internasional pertama yang hadir pada tahun 1998 sekaligus menandai awal bisnis KCG. Merek ini terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati para pelanggannya. Sementara, Pedro masuk ke Indonesia pada tahun 2006. Kemudian EA7 Emporio Armani masuk ke pasar Indonesia tahun 2019. Hingga saat ini, secara keseluruhan, KCG mengelola lebih dari 80 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Salah satu kunci kesuksesan bisnis KCG adalah fokusnya pada kepuasan pelanggan. Untuk mendongkrak itu, KCG menyadari pentingnya meningkatkan kualitas pelayanan secara kontinu melalui serangkaian inovasi.
“Kami ingin terus memberikan kenyamanan kepada pelanggan. Harapannya, mereka nanti akan loyal pada merek-merek kami. Dengan inovasi, kami memberikan sesuatu yang baru. Salah satu contohnya, hingga saat ini kami menggelar penukaran barang apa pun di gerai kami di mana pun,” ujar Business & Operation Director KCG Haryanto Pratantara.
Penukaran barang tersebut boleh dibilang jarang dilakukan oleh pesaing KCG. Apalagi pelanggan KCG tidak perlu menukarkan barang di gerai tempat transaksi pertama terjadi. Sebaliknya, konsumen bisa menukarkan barang di gerai KCG terdekat, di mana saja.
Inovasi layanan lainnya adalah pengiriman barang. Saat konsumen berbelanja di gerai KCG, mereka memiliki dua opsi. Pertama, membawa barang belanjaannya sendiri. Kedua, menggunakan jasa pengantaran KCG. Soal jasa antar ini, bila alamat tujuan masih berada di kota yang sama dengan gerai KCG berada, pelanggan tidak akan dikenai ongkos kirim. Soal ini, KCG bermitra dengan sejumlah perusahaan logistik. Mereka akan mengupayakan pengantaran one day service.
Selain itu, bila pelanggan mendapati produk yang ia inginkan tidak ada di sebuah gerai, pihak KCG akan mencarikan produk yang sama di gerai-gerai KCG lainnya. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu khawatir akan kehabisan stok.
Agar tetap relevan dengan kehidupan milenial, KCG tengah mengembangkan layanan berbasis teknologi digital. Saat ini, KCG tengah mengembangkan mobile POS (Point of Sales). Sistem ini memungkinkan pelanggan melakukan transaksi dengan lebih gampang dan cepat. Pada praktiknya, layanan ini bakal mengurangi antrean di depan kasir.
Sedangkan untuk gerai online, saat ini KCG masih terus mengembangkan sistem yang ada. “Kami sedang bergerak ke arah sana. Nantinya, konsumen dapat bertransaksi melalui situs resmi kami. Tidak perlu mengunjungi pihak ketiga. Kami berharap rencana ini dapat segera diluncurkan,” tambah Haryanto.
KCG terus mengejar inovasi yang berhubungan dengan omnichannel. Mereka mengintegrasikan sistem dari dunia online dan offline. KCG berharap, strategi ini akan membuat mereka semakin gesit dan luas dalam menjangkau pelanggan mereka.