Transformasi, Kunci Sukses Bank Commonwealth Awal Tahun 2017

marketeers article
78636364 melbourne, australia april 4, 2017: commonwealth bank branch front door entrance on bourke street in melbourne central business district, cbd

Bank Commonwealth mengumumkan hasil kinerja keuangan semester pertama tahun 2017 dengan mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 87 miliar pada semester pertama tahun 2017 dari kondisi rugi Rp 257 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja keuangan ini menunjukkan keberhasilan transformasi dengan fokus ke segmen Ritel dan SME serta mengembangkan game-changing digital banking platform. Pertumbuhan laba yang signifikan pada tahun 2017 didorong oleh peningkatan kredit Bank, pertumbuhan komisi dari bisnis wealth management, penurunan biaya operasional serta perbaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

“Berbagai inisiatif telah dilakukan di seluruh unit untuk terus mendorong kinerja Bank, terutama terkait strategi Bank menjadi pioneer digital banking platform. Kami selalu menempatkan Nasabah di pusat semua kegiatan dan inovasi-inovasi digital kami. Best in class Customer Experience adalah kunci kesuksesan yang akan terus kami perbaiki dan tingkatkan,” ujar Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati.

Peningkatan produktivitas dan manajemen portofolio kredit yang baik memberikan dampak positif khususnya pada kredit Bank yang tumbuh sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan komisi dari bisnis wealth management meningkat sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan komisi ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan produk-produk wealth management seperti investasi dan bancassurance.

Selain itu, biaya operasional Bank turun sebesar 37% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, karena terjadi perbaikan CKPN yang signifikan dari Rp 374,9 miliar pada semester pertama tahun 2016 menjadi Rp 63,8 miliar periode yang sama pada tahun 2017.

Dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Bank berada di level 3,91% (gross) atau 1,92% (net). Bank berhasil menjaga likuiditas rasio pendanaan terhadap penyaluran kredit (Loan to Funding Ratio/LFR) di angka 83,64%. Selain itu, rasio CASA juga masih terjaga dengan baik di level 50%.

Lauren menegaskan bahwa Bank Commonwealth ke depannya akan terus mengembangkan berbagai layanan perbankan digital untuk mempermudah Nasabah dalam mengakses jasa keuangan. Salah satu layanan digital yang baru diluncurkan pada 2 Agustus lalu adalah Tyme Digital yang berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pioneer digital banking platform di Indonesia yang memungkinkan nasabah untuk membuka tabungan secara menyeluruh dalam waktu 10 menit.

Selain itu, Bank Commonwealth juga melakukan transformasi cabang dengan menawarkan pengalaman baru dalam kegiatan perbankan kepada nasabah melalui digital branch-nya.

 “Bank Commonwealth memiliki komitmen jangka panjang di Indonesia dalam meningkatkan financial inclusion melalui financial literacy dan digital banking sehingga dapat terus membantu para nasabah dan masyarakat Indonesia mencapai kesejahteraan keuangannya,” jelas Lauren.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS