Kunci Tony Fernandes Bangun Innovative Culture di AirAsia Group
AirAsia Group tengah mentransformasikan bisnisnya di wilayah Asia Tenggara. Dikenal sebagai perusahaan aviasi, kini AirAsia Group menjelma sebagai perusahaan digital. Positioning sebagai super-app pun terus dibangun. Kesuksesan AirAsia Group membangun ekosistem bisnis ini tak lepas dari upaya Tony Fernandes sebagai CEO AirAsia Group membangun budaya inovasi.
Tahun 2020 memang menjadi tahun yang berat bagi pelaku industri penerbangan. Pembatasan pergerakan orang dan lalu lintas mempengaruhi okupansi penerbangan dengan sangat signifikan. AirAsia Group merespons kondisi ini dengan melakukan diversifikasi dan menambah portofolio bisnisnya.
“Kami saat ini layaknya sebuah startup di industri airlines. Saat pandemi, saya mulai melihat Tokopedia, Foodpanda, Gojek, dan startup lainnya. Kami pun membangun ekosistem dan menjadikan AirAsia sebagai super-app,” ujar Tony Fernandes saat berbagi di The 7th ASEAN Marketing Summit, Kamis (4/11/2021).
Dalam membesarkan ekosistemnya ini, Tony mempertahankan core value dari AirAsia. Value dari tagline “Now Everyone Can Fly” didefinisikan ke portofolio bisnis, mulai dari bisnis aplikasi travel, pengiriman barang, fintech, aplikasi percakapan, hingga kesehatan.
“Low cost dan high efficiency akan menjadi value bagi kami dalam mengakuisisi pelanggan. Brand AirAsia yang sudah kuat menjadi aset berharga bagi kami dalam membangun ekosistem super-app ini,” lanjut Tony.
Di samping itu, perusahaan juga membangun nilai-nilai untuk menjadi brand yang inklusif, affordable, dan mudah diakses. Tiga nilai ini menjadi kunci sukses perusahaan bersama dengan anak perusahaan yang telah dibangun.
“Kunci terakhir adalah budaya perusahaan. Untuk melahirkan inovasi, Anda membutuhkan lingkungan kerja yang mendukung. Ketika pegawai kami bekerja dengan hati senang, mereka akan mengerahkan kompetensi, energi, dan kreativitas mereka untuk membuat milestone bersama perusahaan,” terang Tony.
Untuk itu pula, Tony membangun suasana kantor seperti sebuah rumah bagi para karyawan. Bahkan, mereka diberi waktu untuk tidur atau istirahat di waktu tertentu saat bekerja.
“Kami memberikan mereka kebebasan dan kepercayaan. Mereka boleh berinovasi, menyampaikan suara, dan mengambil risiko. Kami tak peduli soal umur mereka. Upaya ini untuk mewujudkan lingkungan kerja yang transparan dan innovative culture,” tutup Tony.