Seiring dengan semakin longgarnya pembatasan sosial dan masifnya vaksinasi, industri pariwisata dunia dan Indonesia kembali menggeliat. Menurut badan pariwisata dunia UNWTO, kunjungan wisatawan global diproyeksikan mengalami pertumbuhan sebesar 30%. Angka ini masih di bawah 50% dari kinerja sektor pariwisata di masa sebelum pandemi. Sementara itu, pemulihan pariwisata bergantung pada kebijakan setiap negara dalam hal relaksasi aturan yang terkait dengan perjalanan. Indonesia sendiri mematok kunjungan wisman sebanyak 1,8 – 3,6 juta orang pada tahun 2022 dan akan lebih fokus pada wisatawan domestik.
Menurut keterangan resmi Archipelago, saat Indonesia dan dunia sedang dalam masa pemulihan dari pandemi COVID-19 dan sektor pariwisata dan perhotelan memposisikan dirinya agar dapat tumbuh pada tahun 2022 dan tahun-tahun sesudahnya. Sektor hotel dan restoran dinilai sangat penting dalam menghidupkan kembali sektor pariwisata. Oleh karenanya, pemerintah menghimbau semua pihak untuk dapat bekerja sama. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah agar dapat membuka kembali industri pariwisata untuk wisatawan internasional secara hati-hati dan dan bijaksana.
“Kami optimistis tahun ini merupakan tahun kebangkitan pariwisata. Kami mengharapkan dukungan semua pemangku kepentingan agar pariwisata, sebagai salah satu kontributor PDB Indonesia, dapat kembali menunjukkan kinerja positifnya,” Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Sementara itu, Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, menyoroti pentingnya peran pemerintah dan perbankan untuk mendukung pemulihan pariwisata seperti menunda kenaikan suku bunga agar pelaku pariwisata dapat bertahan hingga kondisi pariwisata mencapai titik pra-pandemi.
“Banyak hotel dan restoran terpaksa ditutup dan hampir dua juta pekerja di sektor ini kehilangan pekerjaan. Tetapi dengan adanya kebijakan pemerintah yang melonggarkan pembatasan kegiatan dan adanya pertumbuhan pariwisata domestik, tingkat okupansi sudah mulai membaik. Para pengusaha perlu mengadopsi teknologi dan standar kebersihan yang baik. Industri membutuhkan pendekatan holistik untuk menghidupkan kembali serta menumbuhkan hotel dan restoran,” ujar Hariyadi.
Menghadapi tren ini, Archipelago mengutamakan layanan yang aman dan nyaman dengan menyediakan teknologi dan touchless dengan Google Nest, penggunaan aplikasi mobile, menu digital dan QR code, ruang serbaguna yang fleksibel, tingkat kebersihan yang lebih baik, sustainability, dan fasilitas kesehatan di dalam kamar. Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan kunjungan wisman. “Kami sangat senang dan siap menyambut tamu kembali ke hotel kami, terutama ketika kondisi pariwisata telah membaik,” kata John M Flood, CEO dan Presiden Archipelago International.
Perubahan permainan dan tren yang terkait dengan industri perhotelan menjadi sororan John. “Archipelago telah melihat tingkat okupansi rebound pada pertengahan tahun 2021 dan optimistis tahun 2022 bisa menjadi tahun bumper untuk sektor pariwisata dan perhotelan,” pungkasnya.