PT Bank Central Asia (BCA) melaporkan kinerja keuangan yang positif pada 6 bulan pertama 2021. Nilai bisnis dan frekuensi transaksi nasabah BCA menunjukkan bahwa BCA menuju pemulihan pada enam bulan pertama di tahun ini. Hal ini sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian.
“Kami melaporkan bahwa performa BCA solid pada semester I 2021. Hingga Juni 2021, kami melihat beberapa sektor ekonomi mulai bertumbuh. Dalam beberapa waktu ke depan, kami akan mencermati dinamika situasi, khususnya selama periode Kebijakan PPKM Darurat,” ungkap Presiden Direktur PT Bank Centrak Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja,
Transaksi belanja nasabah mengalami tren peningkatan di periode yang sama. Per Juni 2021, kredit tumbuh 0,8% di sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YTD), ditopang oleh segmen korporasi dan KPR yang naik masing-masing 2,1% dan 3,8% YTD. Sementara itu, kredit komersial dan UKM mulai membaik pada triwulan II 2021 secara kuartalan (QoQ). Sedangkan dari sisi pendanaan, current account and savings account (CASA) tumbuh 8,3% YTD.
Pada 6 bulan pertama tahun ini, pendapatan bunga bersih BCA tumbuh sebesar 3,8% year-on-year (YoY), menjadi Rp 28,3 triliun. Namun demikian, pendapatan nonbunga menurun tipis 1,2% YoY menjadi Rp 10,2 triliun. Penurunan ini merupakan dampak dari one-off gain penjualan portofolio reksa dana yang dibukukan tahun lalu.
Pendapatan fee dan komisi naik 7,5% YoY, dibandingkan saat pra-pandemi. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 38,5 triliun, naik 2,4% dari tahun lalu. Sementara itu, laba bersih tumbuh 18,1% YoY menjadi Rp 14,5 triliun.
Secara YoY, total kredit stabil di angka Rp 593,6 triliun pada Juni 2021, didukung oleh segmen korporasi, KPR, dan kartu kredit. Kredit korporasi naik 1,0% YoY menjadi Rp 260,4 triliun pada Juni 2021. Di periode yang sama, KPR juga meningkat 2,9% menjadi Rp 93,6 triliun sebagai hasil dari pelaksanaan BCA Online Expoversary pada Maret 2021, yang mana sebagian besar kredit tersebut dibukukan pada triwulan kedua tahun ini.
Saldo outstanding kartu kredit juga berhasil mencatatkan rebound, naik 4,5% YoY menjadi Rp 14,0 triliun. Kredit komersial dan UKM terkoreksi 1,0% YoY menjadi Rp 182,8 triliun. Sementara itu, KKB turun 13,4% YoY menjadi Rp36,8 triliun.
Selain itu, kinerja dana pihak ketiga tetap kokoh, yang mana CASA naik 21,0% YoY menjadi Rp 697,1 triliun. Per Juni 2021, Kontribusi CASA sebesar 77,9% dari total dana pihak ketiga.
Deposito berjangka meningkat 6,8% YoY mencapai Rp 198,2 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 17,5% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 895,2 triliun, sehingga mendorong total aset naik 15,8% YoY menjadi Rp 1.129,5 triliun di akhir Juni 2021.
Permodalan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,3%, lebih tinggi dari ketentuan regulator, serta kondisi likuiditas yang memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,4%. Untuk Rrasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL), terjaga sebesar 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Pengelolaan loan at risk akan menjadi salah satu fokus BCA pada semester II tahun ini. Hal tersebut dikarenakan BCA masih memperkirakan pandemi masih terus berlanjut.
Editor: Eko Adiwaluyo