Grup Singapore Airlines, maskapai penerbangan dari Singapura melaporkan laba bersih sebesar $893 juta (dolar Singapura) atau setara Rp 9,4 triliun untuk tahun keuangan 2017/18, meningkat 148,1% dari periode tahun lalu yang sebesar $ 533 juta.
Peningkatan ini terutama dianggap berasal dari tiga katalisator. Pertama, laba operasi yang meningkat (+$434 juta). Kedua, tidak adanya ketentuan SIA Cargo untuk hal-hal yang berkaitan dengan kompetisi (+$132 juta dolar Singapura). Ketiga, penurunan nilai brand dan merek dagang Tigerair (+ $98 juta) yang dialami tahun lalu.
Laba operasional untuk grup ini meningkat menjadi $1.057 juta dolar Singapura, atau 69,7% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun keuangan yang lalu.
Sementgra pendapatan grup meningkat sebesar 6,3% year-on-year menjadi $15,8 miliar yang mana perusahaan mengalami peningkatan pendapatan di semua segmen bisnis. Pendapatan dari jumlah penumpang yang diterbangkan meningkat sebesar 3,6%, hal ini dikarenakan pertumbuhan lalu lintas (+6,3%) melampaui penurunan imbal hasil (yield) penumpang (-3,1%).
Pendapatan kargo juga meningkat sebanyak $266 juta pada angkutan barang (+5,3%) dan imbal hasil (+8,9%). Pendapatan dari layanan Engineering tumbuh sebesar $52 juta dolar Singapura (+12,0%), hal ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas-aktivitas pemeliharaan.
Pengeluaran grup meningkat 3,5% menjadi $14,7. Biaya bahan bakar bersih naik sebesar $152 juta (+4,1%) akibat harga bahan bakar pesawat yang meningkat rata-rata sebesar 18%, di mana sebagian diimbangi oleh keuntungan lindung nilai (hedging) terhadap kerugian tahun lalu sebesar (+ $439 juta).
Biaya-biaya ex-fuel mengalami peningkatan sebesar $351 juta dolar Singapura (+ 3.3%), di mana hal ini sebagian dikarenakan adanya ekspansi oleh SilkAir dan Scoot.
Editor: Sigit Kurniawan