Jagat maya tengah digemparkan dengan situasi di Korea Selatan lantaran Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan penerapan hukum darurat militer alias martial law. Di tengah huru-hara ini, lagu Coup D’etat milik G-Dragon justru trending di berbagai platform di Negeri Ginseng.
Sebagaimana dilaporkan NME, Presiden Yoon mengumumkan martial law sebagai respons atas dugaan lawan politiknya melakukan “kegiatan anti-negara.” Ia menyebut langkah tersebut untuk melindungi konstitusi dari “kekuatan pro-Korea Utara.”
Tak lama setelah itu, pencarian terkait album Coup D’etat milik G-Dragon melonjak di berbagai platform, termasuk layanan streaming seperti Melon. Bahkan, video musik untuk lagu tersebut mengalami lonjakan jumlah penonton dan komentar di YouTube.
BACA JUGA: Jeon So Min Jadi Ibu Angkat yang Terjebak Cinta Segitiga dalam Sorry Not Sorry
Beberapa komentar baru dari warganet Korea menyiratkan bahwa lagu tersebut relevan dengan situasi politik terkini. Salah satunya berbunyi, “Aku ke sini setelah mendengar berita soal hukum darurat. Tolong lakukan kudeta lagi.”
Makna di Balik Coup D’etat
Coup D’etat sendiri memang menyiratkan tentang kudeta. Hal ini disampaikan langsung oleh G-Dragon dalam konferensi pers peluncuran album pada 2013, menjelaskan pemikirannya di balik konsep album ini.
“Definisi Coup D’etat yang saya bayangkan bukanlah kelompok lemah yang menggulingkan kekuasaan besar, tetapi tindakan yang dimulai oleh seseorang yang sudah memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan,” ujarnya, dikutip dari Yahoo News.
BACA JUGA: 8 Teater Musikal Indonesia yang Pentas Sepanjang Tahun 2024
Dalam lirik dan konsep visualnya, Coup D’etat menyuarakan tema pemberontakan, perubahan, dan perlawanan terhadap stagnasi. Video musiknya sendiri penuh simbolisme yang, menurut G-Dragon, dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh setiap orang.
Hal tersebut ditegaskan kembali oleh sang musisi dalam sebuah wawancara dengan GQ Magazine.
“Makna dari Coup D’Etat adalah pemberontakan, menggulingkan pemerintahan. Saya menulis liriknya dengan pemikiran melihat dunia seperti apa adanya,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk