Laju Industri Home and Living Di Era Pandemi

marketeers article
Small open space flat interior with beige sofa with cushion, macrame on the wall, rack with candles and plants and bed with pillows

Artikel ini ditulis oleh Dimas Harry Priawan, CEO Dekoruma


Apakah ada industri yang tidak terdampak oleh pandemi? Kecil atau besar, dampak pandemi terlihat nyata di sekitar kita. Yang menjadi pembeda adalah bagaimana kita menyikapi perubahan yang ada dan memaksimalkan peluang, sekecil apapun itu.

Industri home & living turut merasakan dampaknya, namun alih-alih memadamkan semangat, justru dapat dilihat sebagai bahan bakar dan geliat untuk terus berkembang. Mari kita kilas balik pada perkembangan industri home & living sejak sebelum pandemi hingga kini.

Pertumbuhan penduduk begitu pesat terjadi di seluruh dunia selama satu dekade terakhir. Hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Meski menjadi tantangan tersendiri, industri home & living terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan memaksimalkan small-space living bagi hunian. Konsep small-space living ini pada dasarnya merupakan cara cerdas dalam memanfaatkan dan memaksimal fungsi ruang yang terbatas untuk dapat memenuhi aktifitas dirumah. Konsep ini dipercaya dapat mengatasi masalah lahan terbatas.

Hunia jenis apartemen semakin digemari. Jumlah apartemen yang dibangun di Indonesia mencapai peningkatan sebesar 11x lipat sejak tahun 2012. Hampir semua developer memilih untuk fokus pada apartemen, baik developer baru maupun lama, besar maupun kecil. Menyesuaikan dengan terbatasnya lahan, terdapat pula perubahan pada rata-rata luas area hunian yang tadinya mencapai 100m² sebelum tahun 2012 menjadi 30m² untuk apartemen dan 60m² untuk rumah tapak.

Pandemi memberi pengaruh yang besar bagi semua pihak tanpa terkecuali. Demi kebaikan bersama, masyarakat harus mengubah berbagai kebiasaan dan memusatkan segala aktivitas di rumah. Tak hanya sekedar jadi tempat beristirahat, rumah kini berfungsi sebagai tempat bekerja, beristirahat, bermain, hingga belajar – menjadikannya pusat kegiatan seluruh anggota keluarga.

Hal ini seringkali sulit diwujudkan karena adanya keterbatasan ruang. Tak perlu khawatir, banyak aktivitas di ruang terbatas bisa dimaksimalkan dengan menggunakan produk yang multifungsi, mudah disimpan, dan tidak berukuran besar. Kini furnitur multifungsi menjadi daya tarik utama yang ditawarkan industri home & living, termasuk oleh Dekoruma yang berkomitmen mewujudkan hunian nyaman yang bisa mengakomodasi kebutuhan penghuninya.

Memiliki tren yang secara umum sama dengan negara Asia lainnya yang mengedepankan konsep hunian small space dengan produk multifungsi, terdapat sebuah aspek yang tak kalah penting di negara kita, yaitu keterjangakauan harga. Sebagai perbandingan, Jepang memiliki pendapatan per kapita 4x lipat dibandingkan Indonesia. Merupakan sebuah tantangan bagi industri home & living di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kisaran harga yang terjangkau. Disinilah pentingnya efisiensi supply chain, logistik dan saluran penjualan yang dapat berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan keterjangkauan harga bagi masyarakat. Permintaan yang semakin tinggi pada industri home & living internasional menimbulkan berbagai kesulitan, termasuk waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal untuk mengimpor furnitur dari luar negeri seperti Cina atau negara lainnya. Furnitur lokalpun menjadi pilihan terbaik dalam menawarkan harga yang lebih terjangkau.

Lain halnya dengan hunian yang semakin mengecil, tren di perkantoran seluruh dunia mengarah pada konsep open-space. Ruang kantor yang tadinya memiliki banyak sekat-sekat kini beralih menjadi ruang terbuka yang dapat memaksimalkan interaksi sosial dan memberi kesan ruang yang lebih luas. Namun, dengan adanya situasi pandemi yang belum kunjung berakhir ini akan memengaruhi tren yang ada pada penataan ruang kantor.

Perkantoran harus menerapkan banyak penyesuaian yang tentunya tidak mudah oleh karena pandemi. Sebuah paradoks yang harus diatasi, yaitu untuk mempertahankan konsep open-space dimana seharusnya tak ada pembatas antar karyawan namun tetap harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan tiap penghuni kantor. Mau tidak mau, tren interior pada perkantoran akan menitikberatkan keamanan setiap penghuninya, seperti menerapkan desain dengan ventilasi udara yang lebih baik, personal space yang lebih luas, dan akses cuci tangan, dan hand sanitizer yang lebih mudah.

Selain perkantoran, sangatlah penting bagi setiap pertokoan, kafe hingga hotel untuk menerapkan desain yang pandemic-safe meski bisnis memang belum berjalan normal seperti sedia kala. Bila sebelum pandemi masyarakat hanya mempertimbangkan desain atau kenyamanan secara keseluruhan dalam memilih restoran atau hotel yang akan dituju, unsur keamanan kini menjadi aspek utama yang diperhatikan. Dengan mengedepankan interior dan produk-produk yang dapat membuat pelanggan tetap bisa beraktivitas dan berinteraksi dengan rasa aman, bisnis tersebut dipastikan akan lebih unggul.

Dalam rangka mengutamakan aspek keamanan, masyarakat mengalami pergerseran kebiasaan menjadi serba online. Untuk mengurangi kontak fisik dengan sesama, belanja online menjadi pilihan yang lebih disukai, termasuk untuk barang-barang yang sebelumnya kurang lazim dibeli online. Sebagai gambaran, bila sebelum pandemi ada 10 orang yang ingin membeli sofa, mungkin hanya 1 orang yang akan membelinya secara online. Namun selama pandemi, terdapat kenaikan pada jumlah pembeli sofa secara online menjadi 4 orang. Pandemi telah terbukti mengubah pandangan masyarakat yang tadinya masih memprioritaskan belanja offline. Kenyamanan berbelanja online yang sudah dirasakan membuat tren ini terus berlanjut dan menjadi kebiasaan baru, bahkan setelah kondisi pandemi membaik.

Adanya perubahan cara belanja membuktikkan bahwa digitalisasi memegang peran yang sangat penting. Hal ini dirasakan pula di lingkungan kerja yang turut beralih serba online. Kita sudah tidak asing dengan rapat atau pertemuan secara virtual. Kolaborasi antara klien, desainer, kontraktor, procurement dan supplierpun beralih ke media online. Pihak-pihak yang tak mampu beradaptasi dengan keadaan yang memang menuntut digitalisasi ini lambat laun akan tertinggal dan gugur. Di sisi lain, situasi pandemi dan bahkan lockdown yang dapat terjadi kapan saja ini memberi dampak positif bagi supply chain dan project management secara jangka panjang. Tuntutan untuk dengan cepat beradaptasi digitalisasi supply chain membawa pada sebuah evolusi pada cara kerja industri ini. Data menjadi semakin transparan, pembaruan dapat terjadi lebih instan dan pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien. Dengan digitalisasi ini, Dekoruma sebagai salah satu brand home & living menjadi yang pertama di Asia untuk berkontribusi memudahkan pelanggan, desainer dan kontraktor terintegrasi melalui software SOMA, yang merupakan end-to-end digital platform dengan 100.000 produk home & living berformat digital, pengguna ibarat bermain life simulation game “The Sims”. Sejak diluncurkan ke publik pada awal tahun 2020, SOMA telah membantu lebih dari 5.000 desainer dan arsitek mendesain proyek menggunakan produk yang benar-benar tersedia di Indonesia lengkap dengan harga, ketersediaan, spesifikasi dan desain 3D.

Salah satu dampak peralihan yang masif dari offline ke online ialah begitu mudahnya brand-brand baru bermunculan, termasuk di industri home & living yang kebutuhannya kian meningkat akibat pandemi. Pemain lama tak mau tertinggal dan turut beralih ke online. Platform digital yang ramai dengan berbagai brand kini penuh dengan persaingan yang makin hari makin ketat. Pergeseran kebiasaan menjadi online memang memberi peluang yang lebih besar bagi pemain di industri ini untuk dapat dilihat dan diraih pelanggan. Namun, agar tak kalah saing, dibutuhkan branding yang kuat untuk membangun kepercayaan. Tentunya pelanggan lebih memilih membeli sofa seharga Rp 2 juta di toko yang sudah terpercaya daripada menghabiskan uang itu di toko yang belum jelas atau belum terpercaya. Disinilah peranan diferensiasi brand menjadi penting. Agar memiliki branding yang kuat, penting bagi sebuah brand untuk membangun relevansi dengan kebutuhan masyarakat, mengerti kebutuhan konsumennya dan menawarkan solusi dari permasalahan yang ada. Dengan demikian, pelanggan akan merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhannya.

Pandemi meningkatkan kesadaran akan pentingnya hunian yang nyaman sebagai pusat kehidupan. Hal ini merupakan kesempatan emas bagi industri home & living untuk terus berkembang. Dengan didukung penerapan teknologi dalam mengintegrasi seluruh pemeran industri baik pelanggan, desainer, kontraktor, dan lainnya, ekosistem yang efisien dapat dicapai melalui digitalisasi sehingga kenyamanan dan keamanan masyarakat dapat terus tercapai. Mari terus berusaha untuk bertahan, memaksimalkan kesempatan yang ada, dan memberikan yang terbaik ditengah situasi yang ada. Tetap semangat, stay safe and healthy!

Related