PT Pelita Air Service (Pelita Air) menjadi maskapai penerbangan Indonesia pertama yang terlibat dalam ekosistem bursa karbon di bawah naungan Pertamina Group. Partisipasinya mencakup pembelian transaksi perdana dalam perdagangan karbon yang dilakukan secara langsung saat peluncuran bursa karbon IDX di Bursa Efek Jakarta.
Dendy Kurniawan, Direktur Utama Pelita Air menegaskan dukungan penuh perusahaan terhadap kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengelola risiko perubahan iklim. Langkah ini sejalan dengan upaya mendukung transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
“Dalam hal ini, salah satu inisiatif terpenting yang kami ambil adalah terlibat aktif dalam pengembangan pasar karbon,” kata Dendy, seperti dikutip dari siaran resminya, Jumat (6/10/2023).
Sebagai maskapai yang menjadi bagian dari PT Pertamina (Persero), maskapai ini memperlihatkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan proyek-proyek energi bersih untuk operasional penerbangan. Ini terbukti melalui berbagai program yang telah direncanakan dan diimplementasikan, sebagai bagian dari aksi nyata untuk mencapai Net Zero Industri Aviasi.
BACA JUGA: Inovatif, Honda Memperkenalkan e-Scooter Lipat Rendah Emisi
“Selain berpartisipasi dalam perdagangan kredit karbon, kami telah menerapkan Green Operating Procedure dalam operasional penerbangannya. Prosedur ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan kontribusi aktif terhadap kebijakan pengurangan emisi karbon,” ujar Dendy.
Perusahaan juga mengadopsi teknologi terintegrasi dalam navigasi dan kinerja pesawatnya. Pelita Air menjadi maskapai Indonesia pertama yang memperoleh sertifikasi Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Paket Penerbangan Digital (operasi tanpa kertas).
EFB adalah perangkat digital yang terintegrasi dengan sistem operasi pesawat, memberikan panduan dan menyediakan data khusus, terutama saat lepas landas dan mendarat, yang sangat krusial untuk keselamatan penerbangan.
BACA JUGA: PLN Bakal Masuk Bursa Karbon, Klaim Bisa Jadi Trader Terbesar di RI
Dengan mengadopsi teknologi ini, Pelita Air mampu menerapkan operasional tanpa kertas, kontribusi nyata terhadap pengurangan penggunaan kertas dalam operasional penerbangan. Langkah ini tidak hanya sesuai dengan kebijakan pengurangan emisi karbon, tetapi juga mencerminkan komitmen Pelita Air terhadap penerbangan yang aman, efisien, dan berkelanjutan.
Editor: Ranto Rajagukguk