Pariwisata menjadi industri yang langsung mengalami dampak besar karena penyebaran COVID-19 di dunia. Bagaimana para pelaku bisnis di industri ini bisa bertahan?
Managing Director Tanjung Lesung Fachrully F Lasahido dalam sesi Tourism Crisis Webinar Series: Threat and Opportunity, Selasa (07/04/2020), menjelaskan pengelolaan selama krisis menjadi langkah penting.
Pertama, destinasi wisata dan hotel harus memprioritaskan kesehatan karyawan. Karena, bagaimana pun sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang harus dijaga.
Selama krisis karena wabah ini berlangsung, hotel-hotel yang masih beroperasi harus menjalankan protokol COVID-19 yang dianjurkan. Mereka tidak harus tutup jika bisa memastikan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung.
Langkah berikutnya menurut Fachrully adalah aksi enam bulan. Hal inilah yang dilakukannya ketika kembali membangkitkan pariwisata di Tanjung Lesung yang terkena tsunami pada tahun 2018.
Meski menghadapi penurunan, bukan berarti di masa seperti ini para pelaku bisnis di industri pariwisata dan hospitality hanya fokus pada perkembangan kasus COVID-19 saja. Perawatan untuk semua properti, aset, dan fasilitas harus sangat diperhatikan. Hal itu juga menjadi persiapan mereka untuk menyambut wisatawan yang akan kembali ketika situasi membaik.
Manajemen kas yang baik juga perlu diperhatikan. Jangan sampai ada pengeluaran yang seharusnya bisa ditekan.
“Saya ambil contoh bisnis hotel. Jika Anda memiliki hotel dengan lima lantai, untuk efisiensi keuangan, Anda bisa saja hanya mengaktifkan satu lantai. Ada banyak aspek yang bisa dihemat, salah satunya adalah biaya listrik,” ujar Fachrully.
Poin lain yang bisa dilakukan adalah melakukan pemasaran lewat media sosial. Lakukan pemasaran dengan pesan-pesan positif, terlebih lagi di tengah krisis seperti saat ini.
Selanjutnya, penting bagi destinasi wisata untuk mempersiapkan momentum yang akan datang. Karenanya, pemeliharaan properti, aset, dan fasilitas sangat diperlukan. Semuanya harus tetap terjaga, sehingga siap ketika wisatawan kembali berkunjung.
Meski wabah ini belum berakhir, mempersiapkan empat jaminan untuk wisatawan diyakini menjadi hal yang krusial. Jaminan-jaminan yang dimaksud adalah safety, healthy, flexibility, dan sustainability. Karena, aspek tersebut nantinya bisa menjadi pertimbangan wisatawan untuk melancong ke suatu tempat.
Editor: Ramadhan Triwijanarko