Laporan 2018: Pendapatan Mitra Amartha Naik 59%

marketeers article

Sejak berdiri di tahun 2010 sebagai lembaga keuangan mikro, Amartha bertransfornasi menjadi fintech pada tahun 2016. Mengantongi izin usaha di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Amartha kini telah membantu lebih dari 270 ribu mitra usaha perempuan di Indonesia.

Dengan visi mewujudkan kesejahteraan yang merata di Indonesia, Amartha memberikan layanan peer to peer lending. Mereka juga menghubungkan pendana di kota dengan para perempuan pelaku usaha mikro di desa. Hal ini tentunya dibantu dengan teknologi.

Menurut data Amartha Sustainable Accountability Report 2018, terungkap rata-rata pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik 59%. Dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan. Peningkatan pendapatan tersebut tentu berdampak posistif terhadap tingkat kesejahteraan.

Per akhir tahun 2018, jumlah mitra Amartha di bawah garis kemiskinan tercatat turun drastis menjadi 41%. Para pelaku usaha mikro tersebut mengaku dapat mengembangkan usahanya berawal dengan pinjaman dana dari Amartha. Selain itu, mereka juga mengikuti pelatihan wirausaha yang diadakan oleh Amartha.

Apsiah, salah satu pengusaha ikan cupang di Bogor mengaku berkat usahanya, kini ia berhasil memiliki rumah hingga kendaraan. Ia juga memiliki satu toko cabang di Jakarta. “Dulu saya merintis dari nol, tidak punya apa-apa. Bahkan, untuk mengangkut ikan cupang ke Jakarta, saya harus naik angkot dan kereta,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa peran Amartha sangat besar bagi perkembangan usahanya. Berawal dengan pinjaman Rp 500.000 pada tahun 2011. Kini, pinjamannya naik hingga menyentuh Rp 8 juta. hal itu mengimbangi perluasan bisnisnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related