Laporan Mercer Marsh Benefits Ungkap Dampak Inflasi Biaya Medis

marketeers article
Dok: Marketeers

Dalam beberapa tahun terakhir pascapandemi COVID-19, biaya medis di Indonesia mengalami lonjakan signifikan. Inflasi medis yang tinggi, kemudahan akses ke fasilitas kesehatan, dan perubahan ragam tindakan medis pasca-COVID-19 mendorong kenaikan biaya medis hingga tahun 2024.

Situasi ini menegaskan pentingnya pengelolaan employee health benefits, khususnya bagi Human Resources (HR) perusahaan dalam merancang, menawarkan dan mempertahankan program employee health benefits, terutama tunjangan kesehatan bagi karyawan, yang kompetitif dan sesuai dengan pasar. Melihat hal tersebut, Mercer Marsh Benefits meluncurkan Laporan Indonesia Health and Benefits Study 2024.

Ini adalah sebuah laporan komprehensif yang menyajikan analisis mendalam mengenai tunjangan kesehatan karyawan di berbagai industri di Indonesia. Laporan ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkait tren biaya kesehatan dan manfaat yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, serta mengungkap berbagai perubahan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Mercer Marsh Benefits: Manfaat Kesejateraan Jadi Isu Karyawan

Salah satu fokus utama dari Indonesia Health and Benefits Study 2024 adalah mengenai berbagai bentuk tunjangan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan mereka. Tunjangan ini dapat diberikan melalui asuransi atau dibiayai langsung oleh perusahaan tanpa melalui pihak asuransi.

Data yang digunakan dalam laporan ini diambil dari portofolio klien Mercer Marsh Benefits, dengan lebih dari 470 perusahaan di Indonesia yang mencakup 24 industri berbeda serta lebih dari 320.000 anggota yang terdiri atas karyawan, pasangan, dan anak-anak mereka. Industri komunikasi dan media teknologi mendominasi dengan porsi sekitar 13%, disusul oleh manufaktur dan jasa personal yang masing-masing mencakup sekitar 9%.

Dari laporan ini, Mercer Marsh Benefits mengidentifikasi tunjangan kesehatan karyawan yang memiliki tingkat prevalensi tertinggi di Indonesia, dan empat tren utama dalam program employee health benefits di Indonesia.

Tunjangan kesehatan karyawan dengan tingkat prevalensi tertinggi pada tahun 2024

BACA JUGA: Viral Karyawan Meninggal Diduga akibat Kelelahan Kerja, Kenali Bahayanya

Biaya perawatan medis di Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan yang signifikan pada tahun 2024. Inflasi biaya medis di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di wilayah Asia.

Laporan Indonesia Health and Benefits Study 2024 dari Mercer Marsh Benefits menunjukkan tunjangan kesehatan karyawan berupa rawat inap dan rawat jalan menjadi perhatian khusus dengan tingkat prevalensi tertinggi.

Pertama, sebanyak 94% perusahaan memberikan tunjangan kesehatan berupa rawat inap kepada karyawan dan keluarganya. Benefit rawat inap mencakup biaya akomodasi kamar, biaya dokter umum dan spesialis, biaya tindakan bedah, dan biaya lainnya.

Terdapat dua jenis skema umum yang diberikan perusahaan kepada karyawan, yaitu skema indemnity dan managed care. Skema indemnity adalah skema saat karyawan memiliki kebebasan dalam memilih fasilitas kesehatan dalam jaringan program kesehatan dengan batasan yang telah ditetapkan.

“Adapun skema managed care membatasi fasilitas kesehatan yang dapat diakses oleh karyawan sesuai dengan jenjang rujukan yang harus dilalui oleh karyawan,” kata Ria Ardiningtyas, Head of Consulting and Analytics, Mercer Marsh Benefits Indonesia dalam acara Media Briefing, Laporan Indonesia Health and Benefits Study dan Cost of Care Marsh Indonesia yang diselenggarakan pada kamis (3/10/2024).

Kedua, sebanyak 79% perusahaan di Indonesia memberikan benefit rawat jalan kepada karyawan. Benefit rawat jalan mencakup biaya dokter umum, dokter spesialis, biaya obat, biaya fisioterapi hingga biaya vaksin.

Dalam memberikan batasan akses terhadap benefit rawat jalan, perusahaan dapat menerapkan skema as charge atau skema inner limit. 

“Skema as charge memberikan satu batas penggantian tahunan yang dapat digunakan oleh karyawan secara fleksibel, baik untuk biaya dokter maupun obat-obatan secara keseluruhan. Sedangkan skema inner limit memberikan batas penggantian per-item, di mana biaya dokter memiliki batas penggantian yang berbeda dengan biaya obat-obatan,” ujar Ria.

Laporan Mercer Marsh Benefits juga mengidentifikasi empat tren utama terkait program employee health benefits di Indonesia. Salah satu temuan penting adalah adanya inflasi biaya medis yang berpengaruh pada biaya tunjangan kesehatan yang harus ditanggung perusahaan.

Fleksibilitas manfaat kesehatan juga menjadi tren yang makin meningkat, yang mana karyawan kini dapat memilih manfaat sesuai dengan kebutuhan dan tahapan hidup mereka. Selain itu, laporan tersebut menyoroti peningkatan penggunaan telemedicine, terutama sejak pandemi COVID-19.

“Penggunaan layanan ini membantu menurunkan biaya perawatan kesehatan, di mana biaya per sesi telemedicine berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000, jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya rawat inap yang rata-rata mencapai Rp 1,1 juta. Sekitar 86% perusahaan asuransi di Indonesia kini sudah mengizinkan klaim melalui telemedicine, menunjukkan adaptasi terhadap teknologi digital dalam layanan kesehatan,” tutur Ria.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS