Microsoft dikabarkan sedang mengembangkan model bahasa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) baru untuk bersaing dengan produk serupa dari Google dan OpenAI. Pengembangan model baru ini yang secara internal disebut MAI-1 ini dipimpin oleh Mustafa Suleyman, pendiri Google DeepMind dan mantan CEO dari startup AI Inflection yang baru saja direkrut oleh Microsoft.
Informasi ini dikutip dari dua karyawan Microsoft yang memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Dikutip dari Reuters pada Selasa (7/5/2024), disebut bahwa tujuan pasti dari pengembangan model ini belum ditentukan dan akan tergantung pada seberapa baik performanya.
BACA JUGA: Microsoft Tanam Investasi US$ 2 Miliar di Malaysia, Selanjutnya Indonesia
MAI-1 akan jauh lebih besar dari model-model open source sebelumnya yang pernah dilatih oleh Microsoft, dan akan lebih mahal. Bulan lalu, Microsoft meluncurkan model kecerdasan buatan yang lebih kecil bernama Phi-3-mini sebagai upaya untuk menarik basis klien yang lebih luas dengan pilihan yang lebih hemat biaya.
Menurut laporan, Microsoft kemungkinan akan memperlihatkan model baru tersebut segera setelah konferensi pengembang tahunannya yakni Microsoft Build, yang akan digelar bulan ini.
MAI-1 diperkirakan akan memiliki sekitar 500 miliar parameter, sedangkan GPT-4 milik OpenAI dilaporkan memiliki satu triliun parameter dan Phi-3 mini memiliki 3,8 miliar parameter.
BACA JUGA: Bangun Infrastruktur Cloud dan AI, Microsoft Investasikan US$ 1,7 Miliar di Indonesia
Untuk pengembangan model baru ini, Microsoft menunjuk Suleyman pada bulan Maret sebagai kepala unit AI konsumen yang baru dibuat dan merekrut beberapa karyawan dari Inflection.
Meskipun model baru ini bukan merupakan kelanjutan dari Inflection, namun kemungkinan akan memanfaatkan data pelatihan dari startup tersebut.
Microsoft telah menyediakan sejumlah besar server yang dilengkapi dengan unit pemrosesan grafis Nvidia, bersama dengan jumlah data yang besar untuk meningkatkan model tersebut.
Microsoft juga telah menginvestasikan miliaran dolar di OpenAI dan menerapkan teknologi ChatGPT-nya ke seluruh perangkat lunak produktivitasnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga software itu tetap unggul dalam ketatnya kompetisi AI generatif.
BACA JUGA: Jepang Pamer Perangkat 6G Pertama di Dunia Berkecepatan 100 Gbps
Perusahaan juga memperluas cakupannya dalam pengembangan AI hingga ke Asia Tenggara. Sebelumnya, Microsoft, resmi menginvestasikan US$ 1,7 miliar atau setara Rp 27,6 triliun di Indonesia.
Penanaman modal akan dilakukan selama empat tahun ke depan untuk mengembangkan infrastruktur cloud dan keterampilan kecerdasan buatan.
Satya Nadella, Chairman dan Chief Executive Officer Microsoft menjelaskan, dengan investasi itu, perusahaan akan memberikan kesempatan pelatihan keterampilan AI bagi 840 ribu orang dan memberi dukungan terhadap komunitas developer dalam negeri yang terus berkembang.
Dia mengeklaim ini merupakan investasi tunggal terbesar dalam 29 tahun sejarah Microsoft di Indonesia.
Editor: Eric Iskandarsjah