Lebih Baik Membeli Rumah Baru atau Rumah Seken?

marketeers article
46473676 rear view of young couple looking at their new house

Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 menemukan sebanyak enam dari sepuluh orang berencana membeli rumah pada paruh kedua tahun ini.

Selaras dengan fakta di lapangan, responden survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 yang berencana membeli rumah berasal dari kalangan pembeli rumah pertama, atau yang akrab dikenal dengan istilah first time buyers. Hasil survei menunjukkan 57% responden yang berencana membeli rumah sepanjang Juli-Desember 2018 merupakan kalangan first time buyers. Sebanyak 46% digunakan untuk ditinggali dan 11% menggunakan aktivitas pembelian properti ini sebagai sarana investasi.

Setelah itu, sebanyak 16% berasal dari kalangan upgrader atau orang yang ingin berganti rumah ke skala yang lebih besar atau lebih baik, dari segi harga, luas rumah, maupun lokasi yang lebih strategis. Sisanya 15% yang hendak membeli rumah tambahan untuk investasi.

Ketika ditanya seputar rumah yang akan dibeli, sebanyak 50% responden yang berniat membeli rumah di paruh kedua tahun ini tidak mempermasalahkan antara jenis rumah baru atau rumah seken. Sementara itu, ada 45% yang hanya tertarik membeli rumah baru, dan ada 5% responden yang tertarik hanya pada rumah seken.

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengakui fakta di lapangan menunjukkan mayoritas pencari rumah tidak mempermasalahkan rumah baru atau rumah bekas. Keputusan pencari rumah lebih banyak didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan.

“Bank lebih selektif dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk rumah seken sehingga butuh usaha lebih keras jika dibandingkan rumah baru. Kebanyakan transaksi rumah seken menggunakan sistem tunai. Sebaliknya, sistem pembayaran untuk rumah baru lebih beragam, bank juga lebih mudah mengucurkan KPR. Pembeli bahkan bisa mencicil langsung ke pengembang,” ujarnya.

“Namun, kebanyakan rumah baru dijual dalam sistem inden sehingga tidak bisa langsung ditempati. Sementara, rumah seken jelas sudah siap huni mungkin hanya butuh sedikit renovasi. Karena itu, rumah seken cocok bagi mereka yang punya urgensi tinggi,” kata tambah Bong.

Dalam survei tersebut juga ditemukan bahwa mayoritas responden yang mencari rumah mengincar rumah dengan harga di bawah Rp 750 juta, yakni sebesar 79% dari total responden yang mencari rumah. Bong kembali mengingatkan tidak masalah membeli rumah sesuai dengan bujet meskipun berada di pinggiran kota, selama aksesnya masih terjangkau.

“Faktanya, anak milenial atau pasangan baru yang belum mampu beli rumah di tengah kota akan memilih rumah di pinggiran yang jaraknya tidak jauh dari stasiun kereta. Untuk Jakarta dan sekitarnya, lokasi investasi yang prospektif dengan harga di bawah R p1 miliar di antaranya adalah area pinggiran seperti Serpong, Parung Panjang, dan Cisauk,” tutup Bong.

Editor: Sigit Kurniawan

Related