Lembaga Riset Prediksikan PDB Indonesia Tumbuh 6,2% pada 2021

profile photo reporter Ellyta Rahma
EllytaRahma
19 September 2020
marketeers article
Banker stands on a pedestal of coins and looks at boards with different charts.

Pandemi yang belum selesai melanda dunia menyebabkan kondisi ekonomi yang carut-marut. Sejumlah negara bahkan telah mengalami resesi. Indonesia sendiri telah mencatat pertumbuhan -5,32% pada kuartal kedua 2020.

Meskipun begitu, nyatanya Indonesia masih diperkirakan bisa memperbaiki kondisinya pada kuartal empat hingga tahun 2021 mendatang. Laporan Oxford Economics berjudul Global Economic Outlook Report yang diterbirkan oleh badan akuntan ICAEW memperkirakan aktivitas ekonomi akan berangsur normal seiring dengan dapat diatasinya pandemi. Laporan ini bahkan memperkirakan perekonomian Indonesia akan pulih menuju angka 6,4% pada tahun 2021 mendatang.

“Tapi, pertumbuhan ekonomi selama paruh kedua tahun 2020 akan bervariasi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal ini bergantung pada pelonggaran kebijakan pembatasan dan peningkatan permintaan ekspor masing-masing negara,” kata Mark Billington, Direktur Regional ICAEW China dan Asia Tenggara.

Lebih lanjut, Mark menjelaskan bahwa laju pemulihan ekonomi Indonesia akan melambat dan turun hingga 2,7% pada tahun ini. Perkiraan ini juga diramalkan akan berpengaruh pada ekonomi kawasan Asia Tenggara mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar.

“Yang perlu dilakukan sekarang adalah memulai pemulihan ekonomi secara stabil. Hal ini perlu diperhatikan oleh semua negara ASEAN, termasuk Indonesia,” tambah Mark.

Sebagai bayangan, Filipina diperkirakan akan mengalami kontraksi terbesar akibat COVID-19. PDB negara ini diperkirakan turun 8,2% pada tahun ini. Hal ini disebabkan ketergantungan ekonomi yang besar pada sektor pariwisata internasional serta keterlambatan dalam menerapkan pembatasan sosial sehingga pandemi tidak terkendali.

Sementara itu, Singapura diperkirakan akan mengalami kontraksi ekonomi sebesar 5,7% tahun ini akibat turunnya perdagangan global. Namun, negara ini dilihat memiliki potensi untuk tumbuh ke angka 6,1% pdada tahun depan.

“Jalan pemulihan ekonomi di Asia Tenggara masih panjang. Apalagi jika melihat lanskap perekonomian dunia yang masih memiliki konflik. Namun, pemerintah masih bisa melihat peluang-peluang yang dimiliki negaranya,” tutup Mark.

Krisis pandemi terbukti memberikan dampak berbeda di setiap negara. Yang perlu dilakukan sekarang adalah pengendalian pandemi secara maksimal agar perekonomian dapat bangkit lebih cepat. Selain itu, tidak hanya pemerintah, pelaku ekonomi juga harus terus melihat peluang dan berinovasi dalam menghadapi kondisi ini.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS