Lenzing dan EASE Brand Hadirkan Koleksi Sustainable Fashion

marketeers article

Lenzing Group, produsen benang serat alami asal Autria mengumumkan kolaborasinya dengan merek pakaian sustainable EASE Brand dalam peragaan busana Plaza Indonesia Men Fashion Week 2019.

Pertunjukkan terkurasi yang bertema Eco Age ini dianggap memiliki misi yang sama, yaitu mengangkat kesadaran masyarakat akan pentingnya industri mode yang berkelanjutan.

Dalam acara ini, serat natural Lenzing, yaitu TENCEL, LENZING, dan ECOVERO digunakan dalam koleksi Eco Age yang dirancang oleh enam perancang busana Indonesia.

“Ketiga serat andalan kami dan kolaborasi dengan EASE Brand menjadi cara kami untuk membuat perubahan besar dengan merangkul tiap stakeholders termasuk konsumen kami, sekaligus mendukung perancang busana untuk berkembang menjadi lebih baik. Kehadiran TENCEL, LENZING, dan ECOVERO di PIMFW Ke-10 menjadi cara kami membagikan niai positif dari konsep sustainability yang dapat membangun industri mode lebih maju dan bertanggung jawab,” jelas Winston A. Mulyadi, Lenzing Indonesia Commercial Head-SEA Region di Jakarta, Jumat (27/09/2019).

Enam desainer yang terlibat menggunakan serat dari Lenzing adalah Studio Moral, No’om No’mi, Rigio, AMOTSYAMSYRIMUDA, Wilsen Willim, dan Dajyo Hiyoji. Serat dari produk Lenzing bersifat organik sehingga kain dengan serat ini memiliki serat udara yang baik. Di sisi lain, warna serat TENCEL, LENZING, dan ECOVERO juga lebih cerah.

Salah satu yang akan dipamerkan adalah karya Wilsen Willi yang memamerkan detail yang ceria dan eksperimental. Wilsen menghadirkan lipatan origami yang unik di setiap potongan baju yang menjadi ciri khas karyanya. Menjaga konsep keberlanjutannya, Wilsen menambahkan aksen detail sulaman dan markam yang dibuat dari sisa kain koleksinya terdahulu.

“Kolaborasi ini mengadirkan 120 koleksi pakaian yang dibuat dari serat TENCEL, LENZING, dan ECOVERO. Dengan koleksi berkelanjutan ini, Lenzing berharap di masa depan dapat lebih banyak lagi desainer maupun merek yang lebih sadar akan bahan pakaian yang mereka gunakan. Konsumen fesyen pun diharapkan dapat terbangun rasa lebih bertanggung jawab dalam memilih bahan yang mereka kenakan,” tutup Winston.

Editor: Sigit Kurniawan

Related