Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong penciptaan 10.000 santripreneur dan 250 badan usaha pesantren dari segala sektor. Hal itu akan dilakukan melalui program pengembangan koperasi pondok pesantren (koponten).
“Program Kopontren mencakup santripreneur, pesantrenpreneur, dan sociopreneur untuk menggerakkan ekonomi umat serta menciptakan lebih banyak wirausaha baru,” kata di dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (23/9/2022).
Salah satu upaya yang dilakukan ialah menyepakati kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam penciptaan wirausaha baru di kalangan santri melalui pendekatan program inkubasi dan pembiayaan yang disinergikan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, Kemenkop UKM juga mendorong Integrated Halal Value Chain sebagaimana Kopontren Al Itifaq (Bandung, Jawa Barat) yang bekerja sama dengan 33 pesantren lainnya.
“Kopontren Al Itifaq sudah terhubung dengan jaringan ritel modern. Itu bagian dari program Corporate Farming berbasis petani lahan kecil dalam koperasi,” ujarnya.
Ia mengatakan dukungan pembiayaan koperasi syariah sudah bisa diakses, berupa penyaluran dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-KUMKM). Dukungan Kemenkop UKM lainnya dalam mengembangkan ekonomi syariah adalah kemudahan pendaftaran melalui perizinan tunggal yang meliputi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikat jaminan produk halal.
“Alhamdulillah, saat ini sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil tidak lagi dibebani biaya,” ucap Teten.
Tugas pemerintah daerah adalah mendorong transformasi usaha dari informal ke usaha formal. Misalnya, usaha kuliner bisa memperoleh sertifikat izin edar dari Bidang Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar pemasarannya bisa naik ke skala nasional. Bila usaha informal sudah menjadi formal, pelaku usaha dapat pula mengakses kredit perbankan.
Nina Agustina, Bupati Indramayu mengungkapkan pihaknya memiliki beberapa program unggulan dalam mengembangkan UKM. Beberapa di antaranya adalah penguatan akses pembiayaan melalui program Krucil untuk membantu permodalan warung-warung kecil.
“Itu tanpa agunan dengan bunga sangat murah,” tutur Nina.
Ada juga program penguatan untuk mengakses pasar yang berupa berbagai pelatihan digital marketing, lalu meningkatkan promosi UKM di banyak minimarket dan pasar modern, serta program penguatan akses legalitas usaha.