PT PLN (Persero) akan mempercepat 522 proyek hijau dengan skema investasi Just Energy Transition Partnership (JETP). Jumlah tersebut meningkat tajam dari 163 proyek hijau yang kini dijalankan secara mandiri oleh PLN untuk transisi energi mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pemerintah telah bersepakat dengan negara-negara anggota G20 pada pertemuan KTT G20 di Bali, untuk mendorong transisi energi di Indonesia melalui pemetaan proyek energi bersih yang akan dibiayai melalui skema JETP. Untuk itu, pemerintah bersama dengan PLN dan Sekretariat JETP menggodok skema teknis dan finansial yang paling sesuai untuk menopang ketahanan energi nasional.
“Kita sudah deal, sudah sepakat, joint statement juga sudah disetujui. Saya berharap deliverable-nya itu adalah megawatt hour dan ton CO2 reduction. Jadi output inilah yang kami kejar di Kementerian ESDM sebagai hasil kesepakatan negara G20 melalui joint statement untuk implementasi JETP. Hal itu yang ingin saya ajak menjadi fokus di dalam diskusi hari ini,” ujar Dadan dalam keterangan PLN, Minggu (25/6/2023).
BACA JUGA: Laga Timnas vs Argentina, PLN Hadirkan Listrik Tanpa Kedip di GBK
Dadan mengatakan rancangan teknis dan finansial yang dirancang ini akan mengarah langsung untuk pembangunan rantai pasok energi hijau dalam negeri. Dengan begitu, bantuan finansial yang disediakan JETP akan dimaksimalkan untuk penguatan industri hijau dan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal.
“Nantinya CIPP yang akan dihasilkan harus taktis dan workable, harus bisa dieksekusi baik dari sisi proyek maupun kebijakan. Kita mendorong supply chain energi hijau domestik, industrinya di kita, sumber daya manusianya juga terserap,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan kolaborasi bersama JETP sangat penting bagi internasional karena ekosistem energi hijau terdapat di Indonesia.
BACA JUGA: Tahun 2022, PLN Indonesia Power Raih Pendapatan Bersih Rp 6,6 Triliun
“Ini sangat penting buat indonesia dan dunia. Apa yang kita lakukan sekarang penting untuk sistem elektrifikasi jadi hijau karena effort dunia juga bergantung pada indonesia karena ekosistem energi hijau di kita,” ucap Rachmat.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menanggapi perusahaan telah mengidentifikasi empat skenario transisi energi di Tanah Air dalam kerangka JETP serta melakukan analisis teknis bersama International Energy Agency dan analisis finansial bersama Asian Development Bank.
“PLN melakukan analisis teknis dan finansial untuk memastikan agar dapat mencapai tujuan transisi energi dengan perencanaan yang workable dan tetap menjaga finansial perusahaan tetap sehat,,” tutur Darmawan.
Dia mengatakan komitmen PLN dalam transisi energi sudah konkret dengan menjalankan 163 proyek hijau untuk berbagai tempat di Tanah Air melalui berbagai sumber pendanaan. Semua proyek pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tersebut total kapasitasnya mencapai 5,1 Gigawatt (GW) dengan target selesai pada tahun 2030.
“Kita punya planning bagus dan membangun aliansi kuat untuk mereduksi emisi sekaligus menjaga kekuatan finansial. Kita ingin transisi energi ini bisa sustainable untuk bisa meningkatkan industri nasional,” kata Darmawan.
Dia menambahkan PLN saat ini tengah mengonsolidasi seluruh program hijau yang belum memperoleh pendanaan untuk masuk ke dalam CIPP dalam skema JETP. Dalam hal ini, PLN telah menyiapkan 522 proyek energi hijau yang potensial dibiayai JETP dengan total kapasitas 15,1 GW sampai dengan tahun 2030.
Editor: Ranto Rajagukguk