Lezatnya Potensi Pasar Es Krim Indonesia

marketeers article

Menurut Euromonitor, walaupun konsumsi per kapitanya rendah, pasar es krim Indonesia sangat besar secara ukuran, mencapai 158 juta liter dan terbesar di Asia Tenggara. Ini lantaran jumlah penduduk Indonesia yang besar. Proyeksinya, hingga tahun 2018 pertumbuhan pasar es krim mencapai 240 juta liter atau rata-rata tumbuh 8,75%.

Perkembangan pasar di Indonesia merupakan cerminan dari pertumbuhan pasar di kawasan Asia. Dan, yang menarik dari industri es krim ini, kawasan-kawasan yang dulunya merupakan konsumen terbesar es krim sudah tergeser. Masih menurut data Euromonitor, sekarang ini Eropa dan Amerika bukan lagi konsumen terbesar es krim, namun Asia Pasifik lah yang terbesar. Kawasan Asia Pasifik menguasi pangsa pasar sekitar 30% dari total pasar es krim dunia, sedangkan Amerika menguasai 28%.   

Ada beberapa faktor yang membuat kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara memiliki serapan yang tinggi dalam konsumsi es krim. Faktor mendasar adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan daya beli di kawasan ini. “Terutama, di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Asia. Adanya perbaikan tingkat perekonomian ini menyebabkan perubahan gaya hidup dan pola makan, termasuk dalam konsumsi es krim,” kata Adji Andjono, Nasional Sales Manager & Marketing Manager PT Campina Ice Cream Industry. 

Selanjutnya, adalah dukungan cuaca di kawasan Asia yang cenderung panas, sehingga sangat cocok untuk mengonsumsi es krim. Terakhir adalah faktor usia. Pada umumnya es krim disukai oleh kelompok usia muda dan di dua kawasan Asia ini cenderung memiliki proporsi anak muda yang sangat besar. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika, bahkan Jepang, yang proporsi orang mudanya kian mengecil.

Faktor-faktor pendorong pertumbuhan pasar es krim tersebut di atas juga berlaku di negara ini. Dalam beberapa tahun belakang ini, industri es krim terus mengalami pertumbuhan. Sekarang ini, tingkat konsumsi per kapita/tahun ada di angka 0,6 liter. Angka ini terbilang rendah bila dibandingkan negara-negara di ASEAN, seperti Filipina yang mencapai 2-3 liter per kapita/tahun, Malaysia 2,1 liter per kapita/liter, dan Thailand 2 liter per kapita/tahun.  Namun, seperti sudah tersebut di atas, negara ini adalah pasar potensial terbesar di Asia Tenggara untuk es krim.

Dengan potensi pasar yang sedemikian besar, Indonesia hanya memiliki dua pemain utama. Satu pemain multinasional dan satunya adalah pemain lokal, yakni Campina. Merek ini menguasai 25% pangsa pasar es krim di Indonesia atau ada di posisi nomor dua. Memang, Campina belum bisa menandingi pemain asing, Unilever, di sini. Namun, perusahaan es krim asal Surabaya ini boleh dibilang merupakan perusahaan es krim terbesar di Asia Tenggara, tanpa menghitung perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di kawasan ini.

Memang, secara global hanya ada dua pemain besar di industri makanan dan minuman dunia, terutama di kategori es krim, yakni Unilever dan Nestle. Namun, faktanya dua pemain besar ini hanya menguasai 35% dari pangsa pasar es krim global. Menurut data Euromonitor, Unilever menguasai sekitar 21%, sedangkan Nestle 14% pangsa pasar es krim dunia.

Related