Liam Payne Diduga Konsumsi Crack Cocaine sebelum Tewas, Apa Itu?

marketeers article
Bubuk putih di kamar hotel Liam Payne yang diduga crack cocaine (Foto: Mirror UK)

Tewasnya Liam Payne mengguncang jagat maya. Mantan anggota One Direction ini dikabarkan meninggal dunia pada usia 31 tahun usai terjatuh dari lantai tiga sebuah hotel di Buenos Aires, Argentina.

Penyebab kematian Payne masih diselidiki oleh pihak kepolisian, namun beredar spekulasi yang menyebut bahwa mendiang sempat mengonsumsi crack cocaine sebelum terjatuh. Dugaan ini didasarkan pada temuan bubuk putih di kamar sang musisi yang beredar di media sosial.

Media berita seperti La Nacion dan Clarin pertama kali membagikan foto-foto yang menunjukkan jejak bubuk putih, yang diyakini sebagai kokain. Terlihat pula aluminium foil yang terbakar, serta sebuah TV yang hancur.

BACA JUGA: Liam Payne One Direction Tutup Usia, Perjalanan Kariernya Patut Diapresiasi

Spekulasi ini juga ramai diperbincangkan di X dan Reddit, salah satunya dibagikan oleh akun @bemadgirl yang mengutip media Argentina. Unggahan berbunyi, “Liam Payne was doing crack or cocaine in his hotel room before he committed suicidal OMG,” telah dilihat lebih dari 1,5 juta kali.

Namun, hingga tulisan ini dibuat, pihak kepolisian masih menganalisis bubuk putih tersebut. Terlepas dari benar atau tidaknya dugaan tersebut, sebenarnya apa itu crack cocaine? Berikut penjelasannya yang dilansir dari laman Cleveland Clinic:

Mengenal Crack Cocaine

Crack cocaine adalah bentuk kokain yang diproses atau “dimasak” untuk menghasilkan bentuk yang lebih mudah dihisap. Nama “crack” sendiri berasal dari suara letupan atau retakan yang terdengar saat obat ini dipanaskan atau diproses.

Crack biasanya terlihat seperti batuan kecil berwarna cokelat dan seringkali digunakan dengan cara dipanaskan dalam pipa kaca. Beberapa orang bahkan mencampurkan obat ini dengan tembakau atau ganja sebelum menghisapnya.

Efek dari crack cocaine berlangsung singkat, yaitu sekitar 15 menit, namun bisa sangat intens. Meskipun efeknya cepat berlalu, residu obat ini bisa tetap berada dalam tubuh hingga tiga hari dan berbahaya bagi kesehatan fisik serta mental pengguna.

BACA JUGA: Makan Sushi setelah Melahirkan, Aman untuk Kesehatan?

Bahaya untuk Kesehatan 

Pengguna crack cocaine seringkali mengalami dorongan kuat untuk menggunakannya kembali segera setelah efeknya memudar. Ini terjadi karena obat tersebut menyebabkan pelepasan dopamin yang besar di otak, membuat pengguna merasa euforia sementara.

Obat ini juga dapat memicu sejumlah gejala serius, seperti kejang, delirium, perilaku kekerasan, halusinasi, dan aritmia. Selain itu, pengguna crack yang overdosis sering mengalami nyeri dada yang parah dan kesulitan bernapas, yang lantas berpotensi pada kematian.

Tidak hanya itu, penggunaan crack cocaine secara berkelanjutan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan permanen. Beberapa risiko jangka panjang termasuk serangan jantung, stroke, HIV/AIDS dan Hepatitis, serta gangguan pernapasan dan kesehatan mental.

Ya, crack cocaine juga berdampak besar pada kesehatan mental. Pengguna obat ini cenderung mengalami paranoia, halusinasi, dan perilaku agresif. Penggunaan yang berkelanjutan juga dapat memicu depresi berat, kecemasan, serta gangguan mental lainnya.

Related

award
SPSAwArDS