Likuiditas adalah kata yang tidak asing lagi di dalam dunia bisnis. Di dalam setiap usaha, likuiditas sebuah investasi dan aset menjadi penting.
Namun, apa sebenarnya likuiditas? Apa saja jenisnya? Berikut rangkuman mengenai likuiditas yang sudah dirangkap oleh redaksi Marketeers.
Memahami Likuiditas
Likuiditas adalah efisiensi atau kemudahan aset atau sekuritas dapat dikonversi menjadi uang tunai tanpa memengaruhi harga pasarnya. Sederhananya, makin mudah sebuah aset, investasi, produk, dapat diubah menjadi uang, maka akan kian tinggi likuiditas dari aset, investasi, dan sebuah produk.
BACA JUGA: Reksa Dana, Investasi Menarik bagi Pemula
Dirangkum dari Investopedia, uang tunai secara universal dianggap sebagai aset paling likuid karena dapat dengan cepat dan mudah dikonversi menjadi aset lain. Aset berwujud, seperti real estat, seni rupa, dan barang koleksi, semuanya relatif tidak likuid. Aset keuangan lainnya, mulai dari ekuitas hingga unit kemitraan, berada di berbagai tempat dalam spektrum likuiditas.
Misal, seseorang ingin membeli sebuah mobil keluaran tahun 2022 yang berharga Rp 100 juta. Orang tersebut tidak memiliki kas senilai Rp 100 juta, namun memiliki barang antik senilai Rp 100 juta.
Akan memungkinkan, bila seseorang tersebut menjual barang antiknya, kemudian menggunakan kas hasil penjualan untuk membeli mobil yang diinginkan. Namun, barang antik biasanya hanya diminati sejumlah kolektor.
Penjualannya pun tidak semudah penjualan barang lain, karena sifat dari barang antik yang sangat subjektif. Barang antik tersebut mungkin akan terjual seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, belum tentu mobil yang ingin dibeli masih tersedia ketika barang antik tersebut terjual. Barang antik menjadi contoh aset yang memiliki likuiditas yang rendah.
Jenis-jenisnya
1. Likuiditas Pasar
Likuiditas pasar adalah acuan pada sejauh mana pasar, seperti pasar saham suatu negara atau pasar real estat kota, memungkinkan aset dibeli dan dijual dengan harga yang stabil dan transparan. Dalam contoh di atas, pasar barang antik tidak menjamin kestabilan harga dari barang antik, dan ketersediaannya pun cukup minim.
Pasar saham, di sisi lain, ditandai dengan likuiditas pasar yang lebih tinggi. Jika suatu bursa memiliki volume perdagangan yang tinggi yang tidak didominasi oleh penjualan, harga yang ditawarkan pembeli per saham (harga bid) dan harga yang bersedia diterima penjual (harga ask) akan cukup dekat satu sama lain.
BACA JUGA: Saham: Pengertian dan Jenis-jenisnya
2. Likuiditas Akuntansi
Likuiditas akuntansi adalah mengukur kemudahan individu atau perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangannya dengan aset likuid yang tersedia bagi mereka, atau kemampuan untuk melunasi utang saat jatuh tempo.
Dalam contoh di atas, aset kolektor barang langka relatif rendah dan mungkin tidak akan bernilai penuh sebesar Rp 100 juta dalam keadaan darurat.
Dalam istilah investasi, menilai likuiditas akuntansi berarti membandingkan aset likuid dengan kewajiban lancar, atau kewajiban keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun. Demikian, likuiditas setiap produk, aset, investasi, bisa beragam.
Namun, aset, produk, dan investasi yang memiliki likuiditas yang tinggi umumnya memiliki likuiditas pasar yang baik.
Editor: Ranto Rajagukguk