Huawei merilis laporan tahunan Global Connectivity Index (GCI) tahun 2020. Laporan tersebut merupakan laporan tahunan ketujuh dan menjadi yang pertama berisikan usulan lima tahapan penting dalam transformasi digital di industri.
“Kami memperluas perspektif penelitian kami dari dimensi negara ke industri. Kami juga menyarankan jalur transformasi digital untuk negara dan perusahaan dalam berbagai tahap untuk membantu mereka membangun ketahanan ekonomi yang berorientasi masa depan,” ujar Chief Marketing Officer Huawei’s ICT Infrastructure Zhang Hongxi.
Laporan GCI 2020 menunjukkan bahwa digitalisasi yang lebih banyak diyakini mampu memiliki nilai tambah lebih besar pula. Dan, kelima tahapan yang diusulkan untuk transformasi digital industri meliputi efisiensi tugas, fungsional, sistem, ketangkasan organisasi, serta ketahanan ekosistem.
Untuk tahap pertama mengenai efisiensi tugas, Huawei menyarankan untuk fokus pada pelacakan penyelesaian tugas individu melalu konektivitas dasar dan komunikasi yang lebih efisien.
Kedua, efisiensi fungsional. Pada tahapan ini, fungsi-fungsi dalam perusahaan akan diberdayakan secara otomatis atau komputerisasi dengan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Sehingga, memungkinkan untuk menangani lebih banyak tugas dan berbagi informasi secara bersamaan.
Ketiga, efisiensi sistem yang lebih fokus pada digitalisasi fungsi sistem inti untuk operasional yang efisien. Perusahaan yang berada pada tahap ini akan memiliki permintaan atau kebutuhan yang lebih tinggi terhadap konektivitas dan layanan cloud.
Keempat, efisiensi ketangkasan organisasi. Dalam tahap ini terjadi digitalisasi perusahaan sehingga aplikasi perusahaan dimigrasikan ke cloud dan semua sistem pun terintegrasi. Adopsi aplikasi berbasis cloud, penyebaran artificial intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) bisa berkontribusi pada insight dan analisis data secara real time.
Kelima, efisiensi ketahanan ekosistem. Dengan ekosistem yang keseluruhannya digital, perusahaan mampu merespons perubahan pasar dengan cepat. Teknologi seperti 5G, IoT, dan robotika menghadirkan peluang bagi model bisnis baru, metode kerja, dan produk-produk melalui proses digitalisasi.
Berdasarkan laporan GCI 2020, Indonesia masih berada di kelompok negara-negara starter. Hal ini dilihat dari investasi di bidang TIK, kematangan TIK, dan performa ekonomi digital.
Indonesia mendapatkan skor 39 yang merupakan skor tertinggi di kelompok starter. Dan, Indonesia diperkirakan segera masuk ke kelompok adopter karena adanya progresivitas program pemerintah untuk mendorong transformasi digital di berbagai sektor termasuk di dalamnya pemerataan kualitas jaringan hingga ke daerah pedesaan.
Untuk itu, Director of Strategy & Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi mengatakan bahwa Huawei Indonesia akan mendukung dan terlibat aktif dalam upaya pemerataan jaringan telekomunikasi berkualitas demi terwujudnya transformasi digital di semua segmen.
“Kami akan fokus pada mulai dari kelas enterprise hingga terutama pelaku usaha mikro. Saat ini, mereka membutuhkan solusi yang terjangkau namun efektif agar mampu beradaptasi di era digital,” tutup Mohamad Rosidi.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz