Aplikasi chat messaging Line, pada pertengahan 2016 lalu telah meluncurkan layanan marketplace-nya sendiri dengan nama Line Shopping. Line meluncurkan Line Shopping karena melihat kebiasaan belanja online masyarakat Indonesia sangat pesat.
Selain itu, adaptasi teknologi di kalangan masyarakat merupakan salah satu yang tercepat di dunia. Sebelumnya Line Shopping sudah ada di Thailand dan Jepang.
Saat ini, Line Shopping memiliki lebih dari 2.200 penjual terdiri dari beberapa kategori, seperti fashion, beauty, aksesori, home food, dan sebagainya.
Setelah beberapa bulan berjalan, Line Shopping sudah bisa melihat beberapa kebiasaan dari para konsumennya. Disampaikan oleh Greta Christina, E-Commerce Manager LINE Indonesia, saat ini kalangan perempuan merupakan pengguna terbesar dari Line Shopping. Banyaknya kaum perempuan yang berbelanja melalui Line Shopping, kategori yang laku di Line Shopping juga banyak soal fesyen dan kecantikan.
“Sebenarnya, ada kategori untuk pria, meskipun lebih banyak perempuan justru kategori pria ini paling banyak diakses kedua di Line Shopping. Banyak perempuan yang mengakses kategori pria karena mencari produk untuk pasangannya,” ujar Greta.
Meskipun bersifat marketplace, Greta menegaskan bahwa produk-produk yang dijual di Line Shopping harus asli. Line juga menerapkan sistem kurasi yang ketat. Oleh sebab itu tidak semua merchant bisa berjualan di Line Shopping.
“Kami melakukan patroli setidaknya saat ini seminggu sekali,” tambah Greta.
Untuk saat ini, Greta menambahkan, Line sedang menyiapkan suatu metode pemayaran khusus untuk layanan Line Shopping.
Editor: Sigit Kurniawan