Lintasarta: Digitalisasi dan Kolaborasi, Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia mendorong terjadinya transformasi di berbagai industri. Salah satu aspek yang bisa membantu industri tetap bertahan, bahkan berkembang adalah melalui digitalisasi. Digitalisasi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemasaran perusahaan.
Selain itu, adanya digitalisasi dapat memudahkan masyarakat untuk bekerja dimana saja dan mengakses data perusahaan dimana saja. Akan tetapi, belakangan ini, akibat transformasi digital yang mulai berkembang pesat, serangan siber ikut meningkat. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyiapkan teknologi keamanan yang tepat untuk mengamankan data perusahaan.
Arya Damar, President Director Lintasarta mengatakan bahwa perusahaan harus tetap waspada dan hati-hati akan serangan sibet. Menurut Arya, dalam hal menghadapi kesulitan ini, perlu dilakukan kolaborasi, terutama dalam penyediaan teknologi.
“Penting untuk melakukan kolaborasi. Jadi, bagaimana kita bisa berkolaborasi untuk menggunakan teknologi secara bersama-sama. penggunaannya bisa dilaksanakan oleh pihak lain sebagai partner yang menyiapkan teknologi tersebut, baik dari segi server, struktur aplikasi, ataupun keamanannya. Nah, pihak satunya lagi yang mengimplementasikannya,” kata Arya dalam webinar bertema Lintasarta Cloudeka Conference ICT & Business Outlook 2022, hari ini (15/09/2021).
Selanjutnya, Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Aptika Kominfo memaparkan mengenai tiga hal yang harus dipersiapkan oleh perusahaan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Pertama, pembuatan strategi digital. Menurutnya, di era digital ini, platform digital jadi salah satu strategi penting yang dilakukan oleh pelaku bisnis, baik skala besar maupun skala kecil dalam mengembangkan bisnis.
Kedua, memperhatikan ketersediaan sistem atau infrastruktur yang memadai. Semuel mengatakan bahwa pelaku bisnis saat ini perlu mendukung penuh kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, dengan adanya teknologi, harus bisa dimanfaatkan untuk membantu memastikan bisnis dapat terus berjalan, walaupun bekerja dari rumah.
Terakhir, Semuel mengatakan bahwa perusahaan perlu memiliki komunikasi yang agile, responsive, dan cepat. Itu sangat penting, karena selama masa krisis ini yang mana semua hal terjadi secara tiba-tiba dan banyak keputusan yang harus dibuat secara cepat.
“Dengan adanya situasi ini, perusahan perlu memikirkan strategi dan inovasi dengan serba cepat. Selain itu, mereka juga perlu memperkuat komunikasi kepada publik. Dengan begitu, pihak eksternal dapat menangkap informasi yang hendak disampaikan perusahaan,” tutup Semuel.
Editor: Eko Adiwaluyo