Gelaran webinar hingga konser daring mengalami peningkatan signifikan saat pandemi. Larangan untuk berkumpul dalam jumlah massa yang banyak menjadi satu satu alasan naik daunnya event daring.
Salah satu yang mengembangkan tren ini adalah LOKET. Platform penjualan tiket konser, seminar, dan berbagai transaksi ini menjadi salah satu pionir penyelenggaraan event melalui platform daring di Indonesia.
Ario Adimas, Vice President LOKET, mengungkapkan di acara Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond perspektif industri e-commerce dan aplikasi pada Jumat (11/09/2020), pihaknya sempat merasakan was-was seminggu setelah peraturan pembatasan diberlakukan.
“Saat itu, kami bahkan berpikir kalau industri ini akan ambruk. Namun, dari situ kami berusaha bangkit bagaimana agar tidak ambruk, tapi juga survive dan thriving di masa pandemi dan setelah pandemi,” katanya.
Sejak saat itu, LOKET dan sejumlah partnernya secara masif menggelar berbagai event, mulai dari webinar hingga konser musik secara daring. Hasilnya tidak disangka sangat memuaskan. Dimas mengatakan, LOKET hingga kini berhasil menggelar lebih dari 500 event daring.
“Jika event ini diselenggarakan secara luring, belum tentu bisa dilakukan karena persiapan yang ketat. Tapi, karena daring, semua jadi memungkinkan,” lanjut Dimas.
Tren penyelenggaraan event daring, menurut Dimas akan terus berlanjut, bahkan semakin besar. Hal ini dilihat dari semakin nyamannya konsumen dengan pengalaman konser di rumah. Dilanjutkan oleh Dimas, prediksi ini dapat diwujudkan jika penyelenggara bisa terus menawarkan pengalaman baru dan unik di setiap gelaran event-nya.
“Berkacara dari Korea Selatan yang sudah berani membuat event daring, namun dengan layout layaknya event luring. Penyelenggara menyewa ballroom dan mengatur panggung sedemikian rupa sehingga yang menonton di rumah terasa seperti sedang menonton konser. Inovasi ini ternyata disambut baik dan bisa diterapkan oleh siapa pun,” jelas Dimas.
Dimas menambahkan, setidaknya ada empat masa depan industri event di Indonesia. Pertama, event luring akan bersifat semakin C2C, pribadi, dan kecil. Kedua, event akan diproduksi penuh secara daring. Ketiga, semakin banyak merek yang memanfaatkan event daring untuk membangun pengalaman. Keempat, akan semakin banyak hybrid event yang menyatukan pengalaman daring dan luring.
“Tren saat ini masih bergerak ke daring dan masa depan event di kanal ini masih terlihat cerah. Pun saat konser dan event luring sudah mulai diizinkan digelar, kebutuhan akan event daring akan tetap tinggi karena konsumen tentu memiliki preferensinya masing-masing,” tutup Dimas.
Editor: Sigit Kurniawan