Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) meraih gelar profesor kehormatan atau Honorary Professor dari Tsinghua University, Cina. Gelar tersebut diterima dalam sebuah seremoni yang diadakan di Beijing.
Adapun gelar yang diberikan oleh Tsinghua University kepada Luhut karena kontribusinya yang signifikan dalam mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Cina. Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu dianggap telah membawa keuntungan bagi kedua negara dan juga kawasan.
BACA JUGA: Antisipasi Kecelakaan Kerja, Luhut Desak Investor Tak Sepelekan Aturan
Luhut mengatakan pemberian gelar akan dilaporkan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) setibanya di Indonesia.
“Presiden berkeinginan agar saya dapat menerimanya. Saya juga sempat bertanya kepada pihak Tsinghua apa sebab mereka mengamanatkan gelar ini. Mereka berkata bahwa saya berkontribusi atas terjalinnya hubungan persahabatan yang begitu erat antara Indonesia dan Cina,” kata Luhut melalui keterangan resmi, Kamis (13/6/2024).
BACA JUGA: Luhut Minta Pendanaan Iklim Tak Bebani Negara Berkembang
Luhut mengeklaim selama ini sudah beberapa kali mendapatkan tawaran penghargaan serupa dari universitas lain. Kendati demikian, dia selalu menolak karena tidak sesuai dengan latar belakangnya di dunia militer.
“Bagaimana bisa? Lulusan Akademi Militer yang hanya mengerti kata siap dan laksanakan, tak pernah menyukai pelajaran aljabar dan matematika, mendapatkan gelar terhormat dari salah satu cabang ilmu pengetahuan. Apalagi gelar tersebut datang dari kampus nomor satu di Asia dan 12 terbaik dunia,” kata dia.
Luhut mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Cina atas rasa persahabatan dan saling percaya yang terjalin erat selama ini. Dia berharap persahabatan kedua negara akan terus terjalin dan makin kokoh.
“Amanat ini akan saya dedikasikan sebagai komitmen untuk terus melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara, dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang unggul dan berdaya saing demi mempersiapkan era Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk