Pemerintah terus menggenjot penggunaan mobil listrik (electric vehicle/EV) sebagai kendaraan dinas pejabat. Upaya ini untuk mengejar target pengurangan 41% emisi gas karbon pada 2030 dan net zero emission 2060.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) saat meresmikan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Kementeriannya. Ini merupakan bentuk implementasi dari adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022.
BACA JUGA: Luhut Klaim F1Powerboat Ditonton 180 Juta Orang Eropa
Luhut bilang Penggunaan KBLBB akan dilakukan secara bertahap dan akan digunakan oleh Menteri, Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko), Deputi, dan juga sebagai kendaraan operasional masing-masing unit kerja Kemenko Marves. Secara total, terdapat tujuh unit KBLBB dari PT Toyota Astra Motors berupa Toyota bZ4X dan enam unit Wuling Air EV.
“Ini merupakan langkah nyata bahwa pemerintah sangat serius mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia,” kata dia melalui keterangannya, Kamis (2/3/2023).
Menurutnya, target yang ditetapkan pemerintah memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam pencapaiannya. Sebab, sektor transportasi di Indonesia menyumbang sebesar 47% dari polusi udara.
BACA JUGA: Luhut Ungkap Potensi Investasi EBT US$ 20 Miliar dalam 5 Tahun
Bahkan, Luhut menyebut kontribusi polusinya meningkat hingga 70% untuk wilayah perkotaan. Di sisi lain, tingginya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi, juga menjadi kendala pemerintah dalam mengalokasikan subsidi.
“Niat, tekad, dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder dibutuhkan, baik dari pemerintah maupun dari seluruh lapisan masyarakat, agar penggunaan KBLBB dapat segera dioptimalkan,” ujarnya.
Dengan adanya langkah yang dilakukan pemerintah, Luhut mengklaim dalam dua tahun terakhir telah terjadi peningkatan investasi dan produksi KBLBB yang cukup signifikan, baik roda dua, roda empat atau lebih, beserta industri penunjang lainnya. Tercatat, sejak tahun 2019 hingga 2022 investasi untuk pengembangan industri kendaraan listrik mencapai US$ 17,8 miliar.
“Investasi dan produksi ini tentunya harus dibarengi dengan aspek peningkatan penggunaan KBLBB itu sendiri, yang akan mendorong tumbuh dan berkembangnya ekosistem serta industri KBLBB yang tangguh di dalam negeri,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk