Luhut Resmikan Pabrik Katoda Baterai Terbesar, Investasi US$ 200 Juta

marketeers article
Sumber gambar: pers rilis.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) meresmikan tahap pertama produksi dan rencana ekspansi fasilitas produksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) oleh PT LBM Energi Baru Indonesia di Kendal Industrial Park (KIP), Jawa Tengah. Proyek yang menelan investasi sebesar US$ 200 juta atau setara Rp 3,13 triliun (kurs Rp 15.651 per US$) merupakan hasil dari konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dan Changzhou Liyuan New Energy Technology Co., Ltd. (Changzhou Liyuan).

Sebagai informasi, LFP adalah salah satu dari dua bahan kimia utama dalam baterai lithium-ion, di samping Nickel Cobalt Manganese (NCM). Dikenal akan efektivitas biayanya, LFP sangat cocok untuk EV dan sistem penyimpanan energi.

BACA JUGA: Kejar Target Dekarbonisasi, Luhut Sebut RI Punya 400 Proyek Transisi Energi

Luhut menjelaskan investasi ini akan berperan penting dalam memenuhi permintaan global terhadap baterai LFP, yang didorong oleh kian meningkatnya penetrasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di seluruh dunia. Investasi ini diproyeksikan untuk menjadi produsen katoda LFP terbesar di dunia di luar Cina.

Pada pembangunan fase I, diproyeksikan bisa menggenjot kapasitas produksi sebesar 30.000 ton yang saat ini sedang dalam pelaksanaan produksi percontohan. Kemudian diharapkan bisa meningkat menjadi 90.000 ton pada fase II yang akan dimulai pada tahun 2025.

BACA JUGA: Pasar Bioteknologi Kelautan Capai US$ 11,7 Miliar, Luhut Tawarkan Kerja Sama

“Indonesia tidak boleh lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah. Kita harus menciptakan nilai tambah di negeri sendiri, membangun industri hilir yang kuat, dan menempatkan diri sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global,” kata Luhut melalui keterangan resmi, Selasa (8/10/2024).

Menurutnya, berdasarkan studi Bain tentang Ekosistem Baterai EV, permintaan baterai global diperkirakan tumbuh sekitar empat kali lipat antara tahun 2023 dan 2030, yang didorong oleh meningkatnya adopsi EV. Hal ini memosisikan LFP untuk memainkan peran penting dalam memenuhi permintaan tersebut.

Pada tahun 2030, NCM diproyeksikan mewakili sekitar 50% dari permintaan baterai lithium-ion. Sementara itu, LFP akan menyumbang sekitar 35%, dan keduanya diperkirakan tetap menjadi pusat pertumbuhan industri baterai pada masa depan.

Kemitraan strategis ini berfokus pada bahan katoda LFP yang mewakili nilai tambah tertinggi dalam rantai nilai baterai, sehingga memungkinkan fasilitas ini untuk memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh pasar yang berkembang tersebut. Luhut mengeklaim pada tahun 2030, Indonesia akan melayani pasar senilai sekitar US$ 10 miliar dalam bahan aktif katoda LFP.

Hal itu dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi transisi global menuju energi bersih. Di sisi lain, investasi ini juga merupakan bukti daya tarik Indonesia sebagai negara untuk hilirisasi rantai pasok.

“Ini bukan sekadar pabrik, tetapi juga fondasi dari ekosistem EV Indonesia yang terintegrasi. Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithium-nya oleh industri di Indonesia,” kata dia.

Shi Junfeng, Chief Executive Officer (CEO) Changzhou Liyuan menambahkan konsorsium di bawah naungan PT LBM Energi Baru Indonesia merupakan produsen katoda pertama di luar Cina. kerja sama ini merupakan pencapaian penting lainnya dari kerja sama strategis menyeluruh antara Cina dan Indonesia.

Dia bilang pabrik ini juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan penciptaan lebih dari 2.000 lapangan kerja, 92% di antaranya diisi oleh tenaga kerja lokal.

“Proyek ini akan memungkinkan Changzhou Liyuan dan INA untuk mencapai kerja sama strategis yang lebih erat. Ke depannya, Changzhou Liyuan akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pembangunan Indonesia dan industri energi baru global,” kata Shi Junfeng.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS