M Bloc kini telah menjadi destinasi pilihan banyak generasi muda untuk nongkrong. Banyak tempat menarik yang dapat dijelajahi untuk mendapatkan pengalaman kuliner hingga menikmati musik.
Wendi Putranto, Program Director M Bloc Group menuturkan kawasan ini merupakan ruang bagi semua orang untuk bisa berpartisipasi dan berkolaborasi. Memang banyak kompetitor yang menyediakan ruang kreatif publik. Namun, mereka terus berusaha hadir berbeda. Apa yang pengelola lakukan?
“Dahulu, lokasi M Bloc merupakan lahan yang sudah terbengkalai. Pekerjaan rumah kami adalah bagaimana mengubahnya menjadi fasilitas publik. Tidak hanya menyulapnya jadi tempat yang tampil baru, kami juga mendukung jenama dan talenta lokal di sini,” tutur Wendi dalam program Marketeers TV, TRENDING: Tren New Lifestyle Marketing, Kamis (14/07/2022).
M Bloc merupakan salah satu tempat anyar yang mendapat perhatian sebelum pandemi hadir di Indonesia. Kawasan ini menjadi sorotan sebagai ruang kreatif publik untuk beragam komunitas. Terlepas dari aea Blok M yang memang sudah dikenal sebagai pusat gaya hidup.
“Kami menghadapi kesulitan pada Maret 2020 ketika pandemi hadir. Pasalnya, pengalaman gaya hidup yang kami tawarkan adalah keramaian. Lalu, bagaimana kami mencoba bertahan? Kami berusaha engage dengan konsumen secara offline dan online,” ujar Wendi.
Pandemi memang menjadi momentum sulit bagi mereka tapi di satu sisi juga menjadi anomali. Pasalnya, tempat ini terus berkembang dan berekspansi di momen-momen tak menentu.
M Bloc terus berkembang dengan sistem revenue sharing dengan para tenant. Jadi, ketika UKM yang ada di kawasan ini menghadapi penurunan pendapatan, pengelola akan berupaya membantu mereka dan tumbuh bersama.
Semua tak bisa lepas dari pendekatan sustainability yang mereka pegang sejak awal kehadirannya. Tempat yang dahulu merupakan lahan terabaikan disulap menjadi ruang kreatif yang nyaman bagi generasi masa depan.
“Kami membawa value tersebut dan menciptakan ruang di mana semua orang bisa berpartisipasi dan berkolaborasi,” kata Wendi.
M Bloc yang dulunya tempat tak terurus kemudian disulap menjadi hal baru dan menarik minat kaum muda untuk hadir di sana. Kehadiran value tersebut dapat dikatakan menjadi bagian dari lifestyle marketing yang mana pengelola memanfaatkan konsep yang sudah ada untuk menciptakan tren baru.
Editor: Ranto Rajagukguk