Maison Tatsuya Pakubuwono Tawarkan Pengalaman Makan Sarat Atraksi
Makanan Jepang sudah menjadi kuliner yang digemari masyarakat Indonesia. Salah satu yang mungkin tak asing lagi dan banyak tersedia di sejumlah restoran adalah Teppanyaki. Lalu, sebenarnya makanan seperti apa teppanyaki ini?
Dari namanya, masakan ini memiliki arti memasak di atas pelat besi. Ragam makanan yang bisa dimasak adalah daging, sayur, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Convoi, Resto Contemporary Cooking di Bintaro
Cara yang unik dalam pengolahannya ini membuat Maison Tatsuya Pakubuwono kemudian mencoba memberikan pengalaman makan berbeda pada tamunya. Tamu yang berkunjung dan memesan teppanyaki dapat menyaksikan aksi chef memasak secara langsung.
Mereka menyebutnya dengan live teppanyaki. Tamu dapat langsung menyantap makanan yang baru selesai dimasak.
BACA JUGA: Digital Marketing dalam Bisnis Restoran, Apakah Efektif?
Bukan memasak biasa, chef biasanya akan melakukan sejumlah atraksi seperti juggling spatula dan telur, fire show, serta berbagai aksi lainnya yang membuat pengalaman makan semakin seru.
Live teppanyaki memang menjadi daya tarik unik dari Maison Tatsuya Pakubuwono baru saja dibuka 13 Oktober lalu. Namun, tak hanya itu, gerai ini juga memberikan nuansa khas Jepang dengan eksterior grid kayu berwarna terang. Dalam pelayanan pun mereka mengunggulkan keramahan.
“Sambil memesan menu, tamu bisa mendengar suara spatula besi yang beradu serta makanan di atas hotplate yang khas dari teppanyaki,” kata perwakilan Maison Tatsuya Pakubuwono dalam pernyataan resmi yang diterima Marketeers.
Maison Tatsuya memiliki delapan pilihan set menu teppanyaki di antaranya ayam, seafood, AUS Sirloin, AUS Ribeye, US Prime Striploin, Wagyu Ribeye, Wagyu Tenderloin atau Wagyu Sirloin. Semuanya akan dilengkapi dengan tahu, sayuran, salmon, udang, yakimeshi, serta sup miso.
Ketika selesai memesan, tamu bisa menyiapkan kamera untuk merekam atraksi unik dari chef. Dengan demikian, tak hanya mendapatkan pengalaman rasa yang membuat terkesan tetapi juga aksi yang tidak dapat ditemukan di setiap restoran Jepang.
Editor: Ranto Rajagukguk