Makin Diminati, 72% Influencer Kebanjiran Job Kolaborasi dengan Brand

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Vero, perusahaan konsultan komunikasi mengeluarkan hasil penelitian terbaru bertajuk Impact, Engagement, and the Future of Influencer Marketing: Insights from Influencers. Dalam laporan tersebut, terpotret bahwa strategi influencer marketing semakin diminati dengan 72% orang-orang berpengaruh mengalami peningkatan kolaborasi konten berbayar.

Adisty Primatya, Creative KOL Communications Senior Manager Vero menjelaskan, survei ini dilakukan bersama hampir 150 influencer asal Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam dengan beragam usia, pengalaman, niche, dan jumlah pengikut. Survei ini mengungkap hal-hal penting yang penting untuk diketahui brand tentang kebutuhan dan motivasi para influencer. Plus, menemukan cara terbaik untuk menjalin kerja sama dengan mereka demi menciptakan kampanye yang efektif di tahun 2025 dan seterusnya.

BACA JUGA: Mengukur Efektivitas Influencer Marketing Vs Media Massa

“Survei ini mengulik kondisi terkini, potensi perubahan, dan strategi yang diadopsi oleh para influencer di kawasan ini, dengan tujuan memperkuat kolaborasi yang lebih efektif antara brand dan influencer. Angka ini diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan,” kata Adisty melalui keterangan resmi, Rabu (25/12/2024).

Dalam dunia digital yang terus berkembang pesat, storytelling telah menjadi pembeda utama bagi para influencer. Menurut survei, 78% influencer aktif di Instagram, sementara 82% memanfaatkan TikTok sebagai platform utama atau sekunder untuk konten mereka.

BACA JUGA: 3 Strategi Efektif Influencer Marketing dalam Memengaruhi Konsumen

Dengan semakin padatnya platform yang tersedia, hanya influencer yang mampu menyajikan konten menarik dan terhubung dengan audiens yang dapat menonjol. Bahkan, 34% influencer menyebutkan bahwa storytelling merupakan aspek terpenting dalam pekerjaan mereka.

Di Indonesia, live streaming yang identik dengan metode interaktif, terbukti efektif dan sering digunakan untuk peluncuran produk, promosi, dan bahkan penjualan langsung.

Selain itu, konten yang digamifikasi, seperti kuis, juga sering digunakan untuk meningkatkan keterlibatan audiens, biasanya dengan tawaran hadiah atau diskon menarik.

Tidak hanya itu, menjadi autentik adalah daya tarik utama bagi para influencer. Berdasarkan survei Vero, lebih dari setengah atau 58% influencer menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk mempertahankan gaya pribadi mereka sambil menyelaraskan konten dengan pesan brand.

Mereka aktif berupaya agar setiap unggahan tetap mencerminkan persona dan keunikan mereka. Bahkan, 37% di antaranya lebih memilih untuk menolak tawaran kolaborasi jika ada perbedaan nilai dan pandangan dengan brand tersebut.

Menariknya, sebanyak 38% influencer lainnya tetap terbuka untuk mengusulkan ide alternatif agar bisa menemukan kesepakatan yang sesuai dengan brand.

Di Indonesia, influencer secara strategis menyesuaikan konten mereka untuk meningkatkan keterlibatan audiens, dengan 32% fokus memahami audiens target dan 25% memanfaatkan topik yang sedang tren.

“Sebab itu, pikiran terbuka dan komunikasi yang efektif sangat penting agar setiap kampanye dapat diterima dengan baik oleh audiens influencer,” ujarnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS