Makin Populer, YouTube Khawatir Shorts Ambil Pangsa Video Panjang
YouTube selama beberapa tahun terakhir telah berulang kali menegaskan video berdurasi pendek adalah prioritas utamanya. Namun, sebuah laporan terbaru telah mengungkapkan adanya kekhawatiran di internal perusahaan mengenai dampak YouTube Shorts terhadap bisnis inti video berdurasi panjang.
Menurut laporan dari Financial Times, staf senior YouTube dalam pertemuan strategi terbaru telah membahas risiko bahwa video berdurasi panjang, yang secara tradisional menghasilkan lebih banyak pendapatan bagi perusahaan, dapat terkikis kepopulerannya. Data internal menunjukkan para kreator konten membuat lebih sedikit video berdurasi panjang, mungkin karena permintaan yang lebih rendah dari konsumen.
BACA JUGA: Dorong Akselerasi Digital, Google-YouTube Berikan Rp 2 Miliar untuk UKM
Pergeseran ini telah berdampak pada pendapatan iklan, karena video yang lebih panjang biasanya dapat menampung lebih banyak iklan dan menciptakan “rasio klik-tayang yang lebih tinggi pada iklan di situs e-commerce.” Baik pemirsa maupun pengiklan cenderung lebih menyukai konten berdurasi pendek, terutama dalam konteks penempatan produk.
“Shorts dirancang untuk melengkapi, bukan bersaing dengan, semua format lain yang digunakan oleh para kreator di platform ini, seperti konten audio dan siaran langsung,” kata perusahaan dalam keterangannya, dikutip dari 9to5Google, Senin (4/9/2023).
BACA JUGA: YouTube Shorts Godok Fitur Buat Konten Video dari Komentar
Dampaknya terlihat dalam laporan pendapatan iklan YouTube, yang menunjukkan penurunan dalam tiga dari empat kuartal terakhir, meskipun ada peningkatan dalam pendapatan terbaru. Sebagai respons terhadap penurunan ini, situs tersebut telah mulai mengambil tindakan untuk mengatasi pemblokir iklan, dan YouTube Premium mengalami kenaikan harga di Amerika Serikat.
Penting untuk dicatat bahwa YouTube masih sangat fokus pada video berdurasi pendek. Namun, adanya perhatian internal mengenai dampaknya pada video berdurasi panjang mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mencari keseimbangan antara kedua format ini dalam upaya untuk memaksimalkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan baik pemirsa maupun pengiklan.
Editor: Ranto Rajagukguk