Makna 4 Motif Batik Warisan Nusantara di Produk Terbaru ANTAM

marketeers article
Masing-masing motif batik yang dipilih untuk Batik Indonesia Seri III dari ANTAM memiliki makna mendalam. | Foto: Clara Ermaningtiastuti (Marketeers)

PT Aneka Tambang Tbk  atau Antam baru saja merilis produk emas batangan dan perhiasan dalam jumlah terbatas. Produk yang bertajuk Batik Indonesia Seri III tersebut merupakan lanjutan dari seri I dan II dengan sejumlah perbedaan.

Apa perbedaannya? Kali ini, Antam menghadirkan perhiasan setelah sebelumnya hadir dalam bentuk bezel, produk emas berupa frame dengan motif tertentu untuk membingkai emas batik.

BACA JUGA: Turut Lestarikan Budaya, Antam Rilis Emas Batik Indonesia Seri Ketiga

Namun, tidak hanya itu yang berbeda, motif batik yang dicetak pada edisi kali ini pun tak sama dengan sebelumnya. Antam mengambil inspirasi dari empat pola yakni Batik Bokor Kencono, Huk. Srimanganti, dan Mahkota Siger.

“Edisi kali ini berbeda karena kami menggali kebudayaan Nusantara. Dari seri I dan II kami fokus pada batik di Pulau Jawa. Tapi, pada seri III ini, kami mengembangkannya ke wilayah Lampung dengan kehadiran Batik Mahkota Siger,” tutur Purwanto, General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia ANTAM, Kamis (27/10/2022).

BACA JUGA: Antam Berkomitmen Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca lewat EBT

Pemilihan keempat motif ini bukan tanpa alasan. Semua memiliki filosofi yang mendalam. Berikut makna dari empat motif batik yang tertuang dalam Batik Indonesia Seri III yang hadir terbatas.

Batik Bokor Kencono

Emas Batik Indonesia Seri III - Bokor Kencono

Motif ini pertama kali ditemukan pada masa pemerintahan Paku Buwono IX di Keraton Surakarta. Batik ini memiliki keunikan yaitu satu-satunya motif batik yang sejak awal tercipta dapat dipakai semua golongan masyarakat, mulai dari para raja hingga rakyat biasa. 

Bokor Kencono merupakan simbol yang mendatangkan kewibawaan dan kebijaksanaan agar pemakainya dapat disegani orang di sekitarnya.

Batik Huk

ANTAM Emas Batik Indonesia Seri III - Huk

Batik Huk merupakan salah satu batik keraton. Batik keraton adalah batik yang dikembangkan dan digunakan di lingkungan keraton. Sebab itu, motif ini diatur dengan norma yang ada di keraton.

Biasanya, batik keraton dibuat melalui serangkaian proses yang rumit disertai dengan ritual khusus. Hal ini karena pembuatan batik ini dilakukan oleh permaisuri dan putri keraton.

Sebelum pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX, motif Huk merupakan motif larangan yang hanya boleh dipakai putra mahkota dan raja. Karenanya, motif ini dilabeli motif batik para penguasa. Batik Huk bermakna pemimpin yang berbudi luhur, berwibawa, cerdas, dan mampu memberikan kemakmuran.

Batik Srimanganti

Emas Batik Indonesia Seri III - Srimanganti

Batik Srimanganti mengambil inspirasi dari motif yang terdapat benda kuno yaitu pola hias yang terdapat pada gerabah dan keramik peninggalan zaman Keraton Banten. Sebab itu, pola ini ditetapkan sebagai pola hias khas Banten. 

Nama Srimanganti berasal dari kata Sri yang berarti raja dan Manganti berarti menanti. Secara keseluruhan diartikan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan keraton tempat menunggu ketika ingin menemui raja. 

Filosofi dari batik Srimanganti adalah kesempatan besar yang ada di depan atau jalan menuju masa depan yang gemilang.

Batik Mahkota Siger

Emas Batik Indonesia Seri III - Mahkota Siger

Siger adalah nama mahkota bagi perempuan bangsawan Lampung pada zaman kuno. Bagi masyarakat Lampung, perempuan sangat terlibat dalam semua kegiatan, terutama dalam kegiatan rumah tangga. 

Di balik kelembutan perempuan, ada kerja keras, kemandirian, kegigihan, dan kualitas. Meskipun masyarakat Lampung mengikuti pola garis patrilineal atau ayah, sosok perempuan dianggap sangat penting dalam rumah tangga. 

Misalnya saja sebagai inspirasi bagi anak-anak maupun pendorong kesuksesan hidup pasangan mereka. Motif mahkota Siger bermakna feminitas, kekuatan, serta keanggunan seorang perempuan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS