Orang terkaya di dunia dan Pendiri Microsoft, Bill Gates pernah mengatakan seperti ini:
“Once you get beyond a million dollar, I have to tell you, it’s the same Hamburger”.
Apa artinya? Pernyataan Bill tentu berhubungan dengan status yang disandangnya sampai saat ini, yaitu ‘kaya’. Bill Gates juga sempat mempertanyakan seperti apa sebenarnya kondisi yang bisa disebut kaya?
Cobalah sekarang minta pendapat sepuluh orang teman Anda untuk mendefinisikan apa arti kaya itu. Anda pasti akan mendapati lebih dari satu definisi. Ini artinya, kaya itu sangat personal, dan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Kendati demikian, hampir semua orang yang Anda temui ingin menjadi kaya dalam arti moneter atau dengan kata lain punya banyak uang. Pertanyaannya, berapa banyak uang yang harus Anda miliki agar bisa didefinisikan sebagai orang kaya?
Dalam survei yang dilakukan psikolog Daniel Kahneman di Amerika Serikat, dia menemukan bahwa uang memiliki peranan dalam menentukan level kebahagiaan seseorang sampai orang tersebut berhasil memiliki pendapatan sekitar US$ 6.000 per bulan.
Lebih dari itu, barulah peranan uang dalam membentuk kebahagiaan seseorang semakin pudar. Seperti itulah arti yang ingin dikatakan Bill Gates lewat idiom Hamburger-nya itu.
Akan tetapi, manusia adalah mahluk sosial, sehingga secara tidak sadar mereka cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Bayangkan jika Anda menjadi satu-satunya orang di lingkungan yang memiliki uang sebesar Rp 100 juta. Tentu Anda akan merasa sebagai orang yang kaya.
Namun, bagaimana seandainya orang-orang di lingkungan Anda memiliki uang Rp 200 juta? Apakah Anda masih merasa kaya? Inilah yang disebut dengan social comparison.
Kalau uang tidak bisa digunakan untuk mengukur kekayaan, bagaimana dengan materi? Jawabannya, sama saja. Coba Anda ingat-ingat perasaan ketika pertama kali memiliki mobil baru yang Anda idam-idamkan. Tentunya perasaan Anda begitu bahagia. Namun, seiring Anda menggunakannya, perasaan bahagia Anda mungkin memudar – Anda menjadi terbiasa dengan mobil tersebut. Anda membentuk suatu adaptasi – habituation.
Celakanya, jika dikaitkan dengan materi, habituation ini bisa menjebak Anda dalam suatu hedonic treadmill. Kalau sekarang sudah puas punya Innova, besok ingin CRV. Sudah puas punya CRV, ingin punya Alphard, begitu seterusnya sampai mungkin Anda sudah tidak ada mobil lain lagi yang bisa membuat Anda merasa puas.
Nah, sekarang bagaimana Anda mendefinisikan kaya? Apakah materi yang Anda miliki telah sukses membuat diri Anda kaya? Jika kaya yang Anda cari, apakah Anda telah bahagia karenanya?