Maluku mempunyai sejarah panjang dalam jalur rempah. Sejarah ini pun dinilai dapat berkontribusi terhadap nation brand Wonderful Indonesia. Setidaknya ada tiga cara yang bisa ditarik dari perjalanan Maluku dalam membangun daerahnya. Tiga hal tersebut, meliputi nature, man-made, dan culture. Seperti apa Maluku melakukannya?
Dalam sebuah diskusi, Hermawan Kartajaya sebagai pakar pemasaran menceritakan bahwa Maluku ini menyimpan inspirasi untuk proses nation branding Indonesia. Pertama, alamnya. Sebagai sumber awal dari jalur rempah Nusantara, Maluku memiliki nilai sejarah dan rekam jejak yang bisa dijual. Daya tarik Maluku dan kedekatannya dengan perdagangan rempah bisa menjadi alasan wisatawan untuk berkunjung ke tanah rempah ini. Generasi Pesona Indonesia (GENPI) melalui Kementerian Pariwisata sudah beraksi dalam menghidupkan kembali Maluku sebagai destinasi wisata, khususnya jalur rempah.
“Kedua, man-made. Perjanjian Breda pada tahun 1667 mengawali man-made tourism di Maluku. Cerita bagaimana New Amsterdam (New York, New Jersey, Delaware dan Pennsylvania) yang sekarang menjadi salah satu kawasan paling maju di seluruh dunia pernah ditukar dengan Pulau Rhun di Kepulauan Banda Maluku menjadi salah satu daya tarik tersendiri jika diceritakan secara experiential kepada wisatawan,” jelas Hermawan.
Ketiga, soal culture. Menurutnya, jika bicara soal Ambon maka branding yang tidak terbantahkan adalah Ambon sebagai kota Musik. Sebab itu, Hermawan menambahkan bahwa Ambon harus bisa terus memperkuat branding Kota Musik ini dengan program-programnya yang mendukung industri musik di Ambon sehingga dapat tumbuh dan menjadi industri terkenal di dunia.
Sebagai penutup, Hermawan menyimpulkan bahwa Jakarta sebagai ibu kota negara harus mampu belajar dari Ambon yang memosisikan nilai sejarah dan budaya yang begitu khasnya dapat terus dipertahankan bahkan diperkuat.
Editor: Sigit Kurniawan