Perekonomian yang melambat pada tahun lalu mengganjar laju penjualan tepung terigu. PT Sriboga Flour Mill sempat kelebihan stok lantaran permintaan yang melambat. Namun tahun ini, perusahaan yang menguasai 7% pasar tepung terigu di Indonesia itu yakin bisnisnya bakal melaju kencang.
Direktur Utama Sriboga Alwin Arifin mengatakan, tahun ini, kondisi ekonomi nasional berangsur membaik, yang ditandai dengan turunnya suku bunga perbankan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang menguat, serta insentif paket kebijakan ekonomi yang menyentuh sektor manufaktur.
“Tahun lalu, mereka (pelaku industri_red) tidak bisa jualan. Sekarang mereka lancar. Permintaan tepung terigu terus meningkat,” ujar Alwin kepada Marketeers seusai acara buka puasa bersama anak-anak difabel beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2015, ekonomi yang tidak bersahabat menuntut Sriboga memangkas kapasitas produksi. Penjualan Sriboga Flour Mill sempat turun 15% dari target 14 juta karung terigu, menjadi hanya 12,5 juta karung terigu (satu karung setara 25 kg).
“Kini produk kami cepat habis. Tahun ini, volume mix berubah. Tepung terigu premium naik secara value karena rupiah lagi naik, sedangkan tepung non premium menurun,” tuturnya.
Alwin menerangkan, Sriboga Flour Mill tahun ini bertekad mencetak omzet Rp 2 triliun, sehingga memberikan kontribusi pendapatan sebesar 40% bagi induk usaha Grup Sriboga Raturaya.
Sedangkan 60% sisanya disokong oleh lini bisnis restoran Sriboga Food Group yang menaungi Pizza Hut, PHD, dan Marugame Udon. Divisi tersebut saat ini telah mengantongi 330 cabang restoran se-nusantara.
Sebagian kecil pendapatan juga disumbang dari perusahaan distribusi dan logistik PT Usaha Dagang Sumber Rezeki.
Dalam waktu dekat, Sriboga akan meningkatkan kapasitas ekspor tepung ke sejumlah negara ASEAN, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei, hingga Timor Leste. Pada semester kedua ini, perusahaan akan meluncurkan satu merek restoran waralaba baru yang berasal dari Thailand.
Meski menolak menyebut nama restoran itu, Alwin menyatakan bahwa restoran-restoran yang akan dibawanya masih berbasiskan tepung sebagai bahan baku utama. Mengingat, dari seluruh total produksi Sriboga Flour Mill, 10%-nya dikonsumsi untuk keperluan perusahaan.