Mampukah Teknologi Mendorong Ekonomi Berbasis Islam?

marketeers article
Kegiatan Tech for Islamic Marketing di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta. Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Yunianto.

MarkPlus, Inc. melalui MIslamic kembali menggelar seminar Tech for Islamic Marketing di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta. Kegiatan tersebut membedah peran teknologi dalam mendorong perkembangan ekonomi berbasiskan Islami.

Taufik, Deputy Chairman MCorp. menjelaskan peran teknologi saat ini sangat signifikan terhadap kehidupan manusia, baik secara sosial maupun ekonomi. Dengan demikian, perannya tidak perlu diragukan lagi dalam mendorong perekonomian, termasuk perekonomian syariah.

BACA JUGA: Masuk 10 Besar Bank Syariah Global, Market Cap BSI Capai Rp 131,47 Triliun

“Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan pengguna media sosial terbesar sehingga ini dapat dioptimalkan agar kita bisa menjadi yang nomor satu dalam perekonomian Islam dunia,” kata Taufik dalam Tech for Islamic Marketing di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Menurutnya, peran teknologi, terutama media sosial dewasa ini sangat berpengaruh mengubah persepsi dunia. Bahkan, media arus utama atau media mainstream tak mampu menandingi kekuatan media sosial dalam memengaruhi persepsi netizen.

BACA JUGA: Potensi Zakat RI Capai Rp 250,4 Triliun, Baru Terealisasi Rp 22,5 Triliun

Dengan dua keunggulan tersebut, Taufik menyebut bisa menjadi pembeda untuk mendorong perekonomian syariah Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu, dia mendorong untuk mengoptimalkan peran teknologi dan media sosial.

“Teknologi sekarang mengubah role of the game, ini yang menjadi latar belakang kami memberdayakan teknologi untuk mendorong perekonomian Islam,” ujarnya.

Di sisi lain, Taufik menjelaskan teknologi erat kaitannya dengan data lantaran seluruh perilaku konsumen terpotret secara langsung. Melalui analisis data yang akurat, dapat digunakan untuk acuan menyusun strategi pemasaran yang jelas dan berdampak.

Data is new oil. Orang yang punya data pasti mengetahui kekuatan dan kelebihannya,” ucapnya.

Sementara itu, dua perusahaan yang sukses mendorong perekonomian syariah dengan memanfaatkan teknologi, yakni Hijra Bank dan PT Pegadaian (Persero). Keduanya menggunakan aplikasi mobile untuk melakukan pemasaran dan penjualan.

Dima Djani, CEO Hijra Bank menjelaskan umat Islam di Indonesia saat ini sudah sangat terbiasa dengan teknologi digital. Hal ini tercermin dari pengguna aplikasi yang diluncurkan pada akhir tahun lalu sudah memiliki lebih dari 100.000 pengguna dan lebih dari 200.000 bank account.

“Kebanyakan orang bikin box untuk tabungan umroh dan haji. Atas dasar itu kami langsung bekerja sama dengan salah satu agen tour and travel terbesar,” ucapnya.

Selanjutnya, Anwar Yusuf, Assistant Vice President Unit Usaha Syariah Pegadaian menambahkan melalui aplikasi mobile perseroan selalu melakukan update secara berkala harga emas. Tujuannya agar memudahkan nasabah yang akan bertransaksi.

Tidak hanya itu, perseroan juga terus mengembangkan produk emas-emas digital dengan berbasiskan syariah. Anwar mengekalim, upaya ini mendapatkan kepercayaan dan antusias yang tinggi dari masyarakat Indonesia.

“Kami punya emas digital, tapi jangan khawatir emas digital bukan berarti tidak ada fisiknya karena kalau tidak ada fisiknya pasti akan dilarang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di Pegadaian setiap hari menyediakan emas dalam bentuk fisik kurang lebih 7 kilogram (kg) atas permintaan nasabah setiap hari,” tutur Anwar.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related