Mana yang Harus Diselamatkan dalam Persalinan Darurat: Ibu atau Bayi?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Kebimbangan mengenai prioritas dalam persalinan darurat agaknya tak pernah henti dibahas. Terbukti, belakangan ini, warganet di platform X ramai-ramai memperdebatkan pilihan antara ibu atau bayi yang mesti diselamatkan dalam kondisi darurat.

Konsensus di dunia medis sejatinya telah menetapkan bahwa menyelamatkan ibu adalah prioritas utama. Prinsip ini dikenal sebagai save the mother first, yang mana keselamatan ibu menjadi fokus utama dalam upaya penyelamatan.

Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RSAB Harapan Kita, Gde Suardana, dalam laman resmi Kemenkes. Keputusan ini didasarkan pada prinsip bahwa ibu masih memiliki peluang untuk kembali hamil pada masa depan, dan sosoknya tak bisa tergantikan dalam membesarkan anak nantinya.

BACA JUGA: 5 Manfaat Puasa Gula bagi Tubuh

“Jika ibunya selamat, ia masih memiliki peluang untuk melahirkan kembali. Selain itu, keberadaan ibu tetap penting bagi anak-anak dan suami,” ujarnya.

Dalam kasus darurat, Gde menilai mempertahankan nyawa bayi dengan mengorbankan ibu tidak bijak. Terlebih lagi jika sang ibu telah memiliki anak sebelumnya, tentu kehadirannya masih sangat dibutuhkan.

Kondisi Darurat yang Bisa Dicegah

Gde menegaskan risiko untuk menyelamatkan salah satu dari ibu atau bayi sejatinya bisa dicegah. Asalkan, sang ibu bersedia memeriksakan kehamilan sedari awal untuk mengetahui kondisinya.

BACA JUGA: Penjelasan Ilmiah di Balik Tren “Look Alike” Selebritas

“Sebenarnya hal ini bisa dicegah kalau di awal kehamilan mereka semua patuh mau ketemu dokter untuk di-USG agar mengetahui kehamilannya berisiko atau tidak, ari-arinya normal atau tidak, hingga potensi terjadi pendarahan atau tidak,” ujarnya.

Ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilan minimal enam kali. Dengan perincian: dua kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga.

Adapun penyebab umum kematian ibu meliputi preeklamsia, eklamsia, pendarahan, dan infeksi. Sementara itu, bayi sering kali mengalami hipoksia atau asfiksia akibat kekurangan oksigen selama proses persalinan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS