Manfaat di Balik Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Pemerintah Australia belum lama ini mengesahkan undang-undang yang melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial. Langkah tersebut bertujuan untuk melindungi anak dari bahaya dunia maya, termasuk menjaga kesehatan mental dan perkembangannya.

Tak dapat dipungkiri bahwa kebijakan tersebut menuai respons negatif dari berbagai pihak, yang menilai akan berdampak pada privasi serta koneksi sosial anak. Namun, secara ilmiah, ternyata larangan ini memang memiliki sejumlah manfaat.

Sejumlah ahli pun telah menjabarkan manfaat tidak bermedia sosial sebelum berusia 16 tahun dalam laman Defend Young Minds. Berikut penjelasannya:

BACA JUGA: dr. Tirta Bagikan Tips Mengelola Heart Rate dan Pace Ketika Berlari

Melindungi Kesehatan Mental

Media sosial kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, mulai dari kecemasan, depresi, hingga gangguan citra tubuh. Dokter Bedah Umum Amerika Serikat, Viviek Murthy, menyebut bahwa usia 13 tahun terlalu dini bagi anak-anak untuk mulai terpapar media sosial.

Menurutnya, masa remaja awal adalah waktu kritis bagi perkembangan identitas diri. Mengingat lingkungan media sosial kerap memberikan gambaran yang tidak realistis, menunda paparan hingga usia 16 tahun bisa memberikan anak-anak waktu lebih lama untuk mengembangkan rasa percaya diri dan identitas yang lebih kuat, tanpa gangguan dari tekanan media sosial.

Mendukung Perkembangan Otak

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi perkembangan otak remaja. Kepala Ilmiah Asosiasi Psikologi Amerika Serikat, Mitch Prinstein, menemukan bahwa remaja yang sering memeriksa media sosial mengalami perubahan dalam respons otak mereka terhadap umpan balik sosial.

Periode pubertas hingga awal dewasa adalah masa penting untuk perkembangan otak. Dengan membatasi akses media sosial, anak-anak bisa berfokus pada kegiatan yang lebih bermanfaat untuk perkembangan kognitif dan emosional mereka.

BACA JUGA: 4 Tips Cara Mendapatkan “Body Tea” yang Lagi Viral di TikTok

Mencegah Kebiasaan Buruk Sejak Dini

Media sosial dirancang untuk membuat penggunanya terus-menerus terhubung. Algoritma yang adiktif ini berpotensi membuat anak sulit melepaskan diri, sehingga mereka rentan mengalami kecanduan.

Menurut Officer Gomez selaku Pakar Keamanan Anak, media sosial dapat menggantikan peran orang tua dalam membentuk nilai-nilai anak. Dengan demikian, ada potensi anak menerapkan kebiasaan yang dilihatnya di jagat maya, sekalipun itu hal yang buruk.

Mengurangi Risiko Paparan Konten Berbahaya

Media sosial tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memuat berbagai konten berbahaya, seperti pornografi, ujaran kebencian, hingga cyberbullying. Anak-anak di bawah usia 16 tahun belum memiliki kemampuan emosional yang cukup untuk menghadapi risiko tersebut.

Dengan membatasi akses, mereka terlindungi dari dampak negatif yang dapat memengaruhi pandangan hidup serta kesehatan mental mereka di masa depan.

Meningkatkan Kualitas Tidur

Penggunaan media sosial yang tidak terbatas seringkali mengganggu waktu tidur anak-anak. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan fisik. Larangan ini akan membantu mereka menjaga pola tidur yang sehat.

Demikianlah sejumlah manfaat di balik larangan menggunakan media sosial di bawah usia 16 tahun, seperti yang diterapkan oleh Pemerintah Australia. Tertarik untuk menerapkan hal ini pada anak Anda juga?

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS