Nokia, perusahaan yang kini fokus dalam teknologi bisnis berencana mengakuisisi produsen peralatan jaringan optik Amerika Serikat (AS), Infinera sebesar US$ 2,3 miliar. Jika terealisasi, ini akan menjadikan perusahaan asal Finlandia tersebut memperoleh keuntungan dari investasi yang masuk ke pusat data demi mendukung kebutuhan kecerdasan buatan (AI).
Dilansir dari Reuters, Jumat (28/6/2024), kesepakatan ini akan membantu Nokia mengungguli Ciena, dan menjadi vendor terbesar kedua di pasar jaringan optik dengan pangsa pasar 20% di belakang Huawei. Nokia diuntungkan oleh minimnya kehadiran perusahaan-perusahaan barat di Cina.
BACA JUGA: Terapkan Strategi Nostalgia Marketing, HMD Kembali Hadirkan Nokia 3210
Produsen peralatan telekomunikasi diketahui tengah terpuruk karena penjualan komponen 5G yang rendah. Hal itu membuat para produsen tersebut mencari cara untuk mendiversifikasi pasar dan masuk ke area yang tengah berkembang, seperti AI.
Aksi korporasi Nokia memungkinkan perusahaan menjual lebih banyak perangkat ke perusahaan teknologi besar, seperti Amazon, Alphabet, dan Microsoft. Mereka menginvestasikan miliaran dolar AS untuk membangun pusat data baru untuk mendukung booming AI.
BACA JUGA: Nokia Rampungkan Proyek 4.400 Titik 5G Milik XL Axiata di Jateng
“Ini adalah waktu yang cukup optimal untuk kesepakatan seperti ini ketika Anda melakukannya tepat sebelum pasar diperkirakan mulai pulih,” kata Pekka Lundmark, CEO Nokia.
“AI mendorong investasi yang signifikan di pusat data. Salah satu daya tarik utama dari akuisisi ini adalah secara umum meningkatkan eksposur kami ke pusat data,” Lundmark menambahkan.
BACA JUGA: Nokia Gandeng Indosat, Rilis Program Bell Lab untuk Mahasiswa
Pusat data menggunakan jaringan transportasi optik, kabel yang terbuat dari kaca yang mentransmisikan sinyal digital dan memungkinkan perangkat elektronik terhubung satu sama lain. Infinera sangat kuat dalam komunikasi intra data center, yang mengacu pada komunikasi server-ke-server di dalam data center.
Ini akan menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat di pasar teknologi komunikasi secara keseluruhan. Dalam aksi korporasi ini, Nokia akan membayar 70% proses pembelian secara tunai, sementara sisanya dalam bentuk saham.
BACA JUGA: Nokia Rilis 17 Lebih Model Baru, Ini Detilnya
Dengan skema itu, Nokia berharap bisa menghemat biaya sebesar 200 juta euro (US$ 213,88 juta) setelah penyelesaian kesepakatan tahun depan. Harus diakui, kebijakan akuisisi Nokia terbilang spekulatif lantaran pertumbuhan bisnis Infinera tidak stabil.
Namun, jika penghematan itu bisa menghasilkan sinergi antara kedua perusahaan, maka aksi akuisisi Nokia dapat dibenarkan. Saat ini, bisnis Infinera sebanyak 60% berada di AS, sementara Nokia memiliki pangsa pasar yang lebih besar di Eropa dan Asia sehingga keduanya bisa saling melengkapi.
“Kedua bisnis ini memiliki biaya penjualan gabungan lebih dari 2 miliar euro dan biaya operasional lebih dari 1 miliar euro. Jadi dengan target tersebut, 200 juta euro bukanlah jumlah yang terlalu besar,” tutur Lundmark.
Editor: Ranto Rajagukguk