Manfaatkan Cloud dan AI, UKM Bisa Hasilkan Rp 79,6 Triliun per Tahun

marketeers article
Ilustrasi artificial intelligence, sumber gambar: 123rf

Amazon Web Services (AWS) meluncurkan hasil penelitian terbaru bertajuk Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses. Dalam laporan tersebut, usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) bisa menghasilkan Rp 79,6 triliun per tahun ketika memanfaatkan teknologi berbasis cloud dan artificial intelligence (AI) pada tahun 2030.

Dari laporan itu, dampak positif lainnya, yaitu bisa menciptakan 17,6 juta lapangan pekerjaan di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan agrikultur, atau setara dengan 12% dari total lapangan pekerjaan di Indonesia. Laporan ini mencakup 12 negara, termasuk Indonesia, dan menggunakan gabungan metode pengukuran pasar, survei kuantitatif, serta data yang tersedia untuk umum dari Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), World Bank, dan the Conference Board Total Economy Database.

BACA JUGA: 5 Tantangan Mengelola Hyperscaler Cloud bagi Perusahaan

“Dalam laporan ini, yang didefinisikan sebagai UKM adalah bisnis yang memiliki hingga 250 karyawan,” tulis laporan yang diterima Marketeers, dikutip Rabu (27/9/2023).

Salah satu temuan dari laporan ini adalah adopsi cloud secara sederhana oleh pelaku usaha Indonesia, antara lain layanan email berbasis web atau penyimpanan berbasis cloud, masih berada di angka 29%. Perbandingan dengan anggota OECD lainnya yang tergolong negara maju mengindikasikan bahwa adopsi teknologi cloud di tingkat menengah, seperti tools untuk customer relationship management (CRM) maupun enterprise resource planning (ERP), atau bahkan penerapan cloud tingkat lanjut seperti kecerdasan artifisial (AI) generative dan machine learning, diperkirakan jauh lebih rendah.

BACA JUGA: Eureka AI Jalin Kemitraan dengan Google Cloud Tingkatkan Profitabilitas

Dengan kata lain, peluangnya masih terbuka lebar bagi pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan serta memajukan adopsi cloud demi mewujudkan potensi sepenuhnya. UKM dapat menciptakan manfaat yang konkret bagi perekonomian maupun masyarakat luas dengan berpindah ke cloud.

Adapun teknologi cloud antara lain dapat memfasilitasi konsultasi kesehatan, meningkatkan akses terhadap pendidikan hingga meningkatkan teknik agrikultur presisi sehingga berkontribusi terhadap tercapainya tujuan pengembangan berkelanjutan. Di sektor pelayanan kesehatan misalnya, UKM yang memanfaatkan cloud membantu menjawab salah satu tantangan utamanya, yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal.

Dalam laporan ini, diestimasikan bahwa UKM diberdayakan cloud mampu menghasilkan hingga Rp 6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan, serta mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh (telehealth) di Indonesia pada 2030. Selanjutnya, di sektor pendidikan, UKM diberdayakan cloud membantu menjawab tantangan aksesibilitas serta inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital.

Laporan ini mengestimasikan para pelaku UKM dapat menghasilkan hingga Rp 15 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pendidikan serta menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030. Ini merupakan peningkatan sebesar 75% dibandingkan sekarang.

Tidak hanya itu, hasil penelitian menjelaskan sekitar 48 juta orang dewasa diprediksi akan mengakses pendidikan melalui para UKM diberdayakan cloud tersebut. Selanjutnya, di sektor agrikultur, UKM diberdayakan cloud membantu menjawab permasalahan terkait kekurangan makanan, termasuk melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang mengedepankan data seperti solusi-solusi AI.

Diperkirakan para pelaku UKM dapat menghasilkan hingga Rp 59,1 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor agrikultur. Pada saat yang bersamaan, diperkirakan satu dari sembilan pertanian, peternakan, maupun perikanan menggunakan solusi-solusi agrikultur presisi yang turut meningkatkan produktivitas tahun 2030, atau meningkat sebanyak 300% dibandingkan sekarang.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related